SRAGEN, KOMPAS -
Kepala Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMPS) Harry Widianto, Selasa (14/6) di Sragen, Jawa Tengah, mengatakan, dahulu pembuktian kecerdasan manusia purba terletak pada penambahan volume otak. Misalnya, Pithecanthropus memiliki volume otak 750-1.000 cc dan Homo erectus 1.000-1.200 cc. ”Namun tidak cukup itu saja. Kecerdasan manusia purba dapat dibuktikan dari cara membuat alat dan memilih materi alat,” ujarnya.
Harry mencontohkan, individu Homo erectus mampu memilih materi alat. Untuk membuat alat serpih atau kapak, mereka tidak menggunakan batu sungai yang waktu itu banyak terdapat di sekitar mereka.
Mereka lebih memilih bebatuan yang mempunyai kadar silika tinggi atau yang mempunyai karakter seperti kaca. Jika diolah, batu itu tajam dan tidak mudah hancur karena memiliki kekerasan di atas 7 skala Mohs.
”Dalam kasus temuan senjata tulang di Ngandong, Kabupaten Blora, Homo erectus menggunakan alat tulang sebagai perkembangan cara mereka beradaptasi dengan lingkungan,” kata Harry. Di Indonesia telah ditemukan 120 individu Homo erectus.
Kepala Laboratorium BPSMPS Gunawan mengatakan, pada 2016 BPSMPS dan Direktorat Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata berupaya menjadikan Sangiran sebagai Pusat Informasi Manusia Purba Dunia.
Saat ini telah dikembangkan empat kluster penting, yaitu Krikilan, Ngebung, Bukuran, dan Dayu.