Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW: Keledai Pun Tak Masuk Lubang Dua Kali

Kompas.com - 20/06/2011, 15:33 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch (ICW) Febri Hendri menyayangkan status laporan keuangan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) tahun 2010 yang dinyatakan disclaimer (tanpa opini) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Ia mengaku heran dan tak habis pikir dengan penilaian tersebut, mengingat pada tahun 2010 lalu terbilang bagus.

"Bahkan, keledai pun tidak masuk ke lubang sebanyak dua kali. Kemdiknas kok bisa masuk lubang dua kali, dulu pernah disclaimer pada 2006-2007 dan sekarang disclaimer lagi. Padahal, sebelumnya sudah bagus," kata Febri kepada Kompas.com, Senin (20/6/2011) siang di kantor ICW, Kalibata, Jakarta Selatan.

Febri menjelaskan, penilaian dengan status wajar dengan pengecualian (WDP) saja masih merugikan negara. Jika kemudian Kemdiknas mendapatkan status disclaimer, ia menduga ada praktik korupsi di tubuh Kemdiknas.

"WDP saja masih merugikan negara, apalagi jika disclaimer. Kami memperkirakan ada dugaan korupsi di Kemdiknas dan kami minta BPK membuka lebih detail laporan hasil pemeriksaan," ujar Febri.

Namun, ia belum bisa mengungkapkan lebih jauh karena ICW belum memiliki bukti kuat. Hingga saat ini, kata Febri, penjelasan dari BPK mengenai status disclaimer yang diperoleh Kemdiknas masih dinantikan.

"Karena ini temuan BPK, kami menunggu seperti apa temuan BPK itu dan sayangnya BPK belum memberikan secara jelas disclaimer itu terkait apa," tambahnya.

Pekan lalu, saat dimintakan tanggapan terkait status disclaimer Kemdiknas, Menteri Pendidikan Nasional M Nuh mengatakan, penilaian ini harus diikuti dengan perbaikan.

"Enggak apa-apa disclaimer. Memang seperti itu. Apa yang harus diajukan? Perbaikan. Kita masih menunggu laporan utuh BPK. Berapa items temuannya, rekomendasinya kayak apa. Tidak apa-apalah. Tidak selamanya orang pinter, hasilnya bagus," kata Nuh, di Kemdiknas, pekan lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com