Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa SD Diajak Cinta Sains dan Ilmuwan

Kompas.com - 26/06/2011, 20:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 303 siswa SD dari 27 provinsi tersaring menjadi finalis dalam pelaksanaan Olimpiade Sains Kuark (OSK) ke-5. Siswa kelas 1-6 SD dari sekolah negeri dan swasta itu bersaing dengan 82.000 siswa lainnya melalui seleksi bertahap di berbagai daerah.

Pada malam penganugerahan finalis OSK di kantor BPPT di Jakarta, Minggu (26/6/2011) malam, para finalis mendapat wejangan dari fisikawan kenamaan Indonesia Yohanes Surya.

Yohanes yang juga Ketua Dewan Pembina OSK menggagas acara ini bersama Majalah Komik Sains Kuark untuk menumbuhkan kecintaan anak-anak sekolah sejak SD terhadap sains.

"Indonesia butuh banyak ilmuwan untuk memajukan bangsa. Jadi, anak-anak SD yang sejak kecil sudah mencintai sains jadi harapan bagi masa depan Indonesia untuk mengejar kemajuan di bidang teknologi maupun untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat," kata Yohanes.

Yohanes mengatakan menguasai sains bukan hanya monopoli anak-anak yang berintelegensia tinggi. "Jangan percaya anak-anak ber-IQ tinggi saja yang sukses. Anak-anak Indonesia dapat menguasai sains kalau guru-gurunya bagus dan mampu mengembangkan metode pembelajaran sains dengan tepat," kata Yohanes.

Menurut Yohanes, banyak anak yang sering dicap bodoh dalam bidang Matematika, Fisika, dan Biologi. Dalam pandangan Yohanes, sebenarnya anak-anak Indonesia mampu untuk belajar sains. "Tapi banyak dari siswa yang tidak mendapat guru dan metode pembelajaran sains yang tepat." ujar Yohanes.

Sanny Djohan, Direktur PT Kuark International, mengatakan majalah sains Kuark yang dikemas dalam bentuk komik dengan gambar-gambar menarik dapat membantu anak-anak menyukai sains.

Pembelajaran sains yang disampaikan tidak untuk hafalan, tetapi mampu memancing rasa ingin tahu terhadap fenomena alam. Bahkan, ada banyak eksprimen sederhana yang mudah dilakukan anak-anak supaya mereka tertarik untuk meneliti sendiri.

Pada pelaksanaan final OSK di Kampus Prasetiya Mulya Business School, misalnya, untuk tes eksperimen siswa kelas 1-2 SD dibuat menarik. Siswa yang dikategorikan di level satu itu diberi wakti 1,5 menit untuk bisa memecahkan masalah dengan memanfaatkan kerja magnet.

Dalam sebuah kertas yang sudah diberi peta jalan menuju ke rumah, bengkel, atau poll mobil, siswa harus menarik mobil yang mogok dengan memanfaatkan magnet yang ada di bawah kertas. Sejak awal, siswa harus benar memutuskan bahwa mobil derek membawa mobil ke bengkel.

Dengan tes eksprimen yang sederhana namun menghibur itu, peserta belajar banyak tentang prinsip kerja medan magnet. Cara-cara seperti ini membuat peserta tegang dalam menghadapi olimpiade.

Peserta OSK terbuka untuk semua siswa SD yang dibagi dalam tiga level. Level sati siswa kelas 1-2 SD, level dua siswa kelas 3-4, dan level tiga siswa kelas 5-6. Peserta bisa mendaftar sendiri atau mewakili sekolah.

"Tidak mesti anak yang pandai di kelas atau juara yang bisa ikut. Siapa saja boleh ikut. Sebab, acara ini untuk membuat anak-anak suka sains," kata Sanny.

Bahkan, siswa dari SD di daerah perbatasan dan terpencil mampu tersaring menjadi finalis. Ada dua siswa dari sekolah yang dibantu Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar yang lolos menjadi finalis. Satu siswa dari pelosok Majene, Sualwesi Barat dan satu lagi dari Bengkalis, Riau.

Apa yang telah ditunjukkan oleh para siswa tersebut benar-benar membesarkan hati kita. Semangat untuk mencintai ilmu pengetahuan dan alam sekitarnya berhasil dipupuk oleh para Pengajar Muda di Gerakan Indonesia Mengajar.

Ini membuktikan bahwa Gerakan Indonesia Mengajar telah melangkah di jalur yang tepat dalam mewujudkan janji kemerdekaan: mencerdaskan kehidupan bangsa. Mari kita jaga momentum yang baik ini untuk terus mencintai dan mengembangkan sumber daya manusia Indonesia agar mereka berani bercita- cita tinggi, ujar Anies Baswedan, pendiri dan Ketua Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar.

Keberangkatan dua orang finalis dari pelosok Majene dan Bengkalis tersebut didukung sepenuhnya oleh mitra program utama Gerakan Indonesia Mengajar, Indika Energy Group. Kelompok usaha ini telah mendukung Gerakan Indonesia Mengajar sejak masih berupa gagasan.

Para guru muda yang tergabung dalam Gerakan Indonesia Mengajar dibekali metode pembelajaran sains yang menyenangkan. Mereka juga membawa majalah komik sains Kuark untuk menarik minat siswa pada sains.

"Baru tahun ini, anak-anak di SD terpencil yang dijangkau program Gerakan Indonesia Mengajar ikut OSK. Mengejutkan, ternyata potensi anak-anak di daerah terpencil pun bagus asal ada kesempatan. Lebih dari 100 anak yang bisa masuk semifinalis, namun baru dua yang bisa masuk ke finalis di Jakarta," kata Israr Ardiansyah, Manajer Program Komunitas Indonesia Mengajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com