Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Lulusan Terbaik PT Jadi PNS

Kompas.com - 02/07/2011, 14:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme yang mengerogoti Indonesia menuju kegagalan bisa dijawab dengan perbaikan kualitas sumber daya manusianya.

Psikolog politik dari Universitas Indonesia Hamdi Muluk mengatakan harus ada dorongan kepada lulusan-lulusan terbaik dan berintegritas untuk mau bekerja di institusi-institusi pelayanan publik.

"Orang-orang terbaik di kampus saya itu malah lebih ingin masuk menjadi pegawai swasta, yang ranking-ranking bawah justru jadi PNS. Orang-orang terbaik malah enggak mau masuk jadi PNS," katanya dalam diskusi mingguan Polemik, Sabtu (2/7/2011).

Hamdi juga bertutur mahasiswanya enggan bergabung dengan partai politik dan meniti karir menjadi politisi karena citra buruk dunia politik yang ditunjukkan elit-elitnya selama beberapa tahun belakangan. Perilaku para politisi yang buruk dan fungsi yang tak maksimal dikerjakan menjadi kekecewaan di mata publik.

"Mahasiswa saya juga enggak mau jadi politisi. Saya kan orang baik katanya, seolah-olah yang masuk ke politik itu orang buruk. Padahal, mereka-mereka itulah yang sekarang menentukan hidup kita. Maka kita doronglah orang-orang baik untuk masuk ke instansi publik," tambahnya.

Menurut Hamdi, negara juga perlu memikirkan cara yang tepat untuk mendorong generasi muda terbaik dan berintegritas untuk bekerja di sektor publik. Salah satunya, dengan memikirkan insentif kepada lulusan-lulusan terbaik ini. Tak bisa diingkari bahwa penghidupan yang layak memang menjadi iming-iming besar bagi para lulusan universitas di perusahaan-perusahaan swasta dan multinasional.

"Insentifnyalah kita dorong sehingga orang-orang terbaik yang selama ini melihat perusahaan swasta insentifnya lebih besar, mau masuk ke sana. Lalu penghargaan dan kemudian integritas dalam rekrutmen masuk ke institusi publik," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com