Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ABK Ikut Olimpiade Olahraga Siswa

Kompas.com - 04/07/2011, 17:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 165 anak berkebutuhan khusus di jenjang pendidikan dasar ambil bagian dalam pelaksanaan Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) ke-4 di Surabaya, Jawa Timur, mulai Senin (4/7/2011) hingga Jumat nanti. Peserta O2SN berjumlah 3.927 siswa dari 33 provinsi dari jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, dan pendidikan khusus dan layanan khusus (PKLK).

 

Direktur Pembinaan PKLK Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan Nasional, Mudjito, mengatakan anak berkebutuhan khusus (ABK) seperti tunanetra atau tunadaksa, juga membutuhkan gerak fisik untuk menyehatkan tubuhnya. Namun, karena keterbatasan fisik tersebut, banyak anak-anak ABK yang tidak bisa memenuhi kesehatan jasmaninya.

 

Pada O2SN bagi siswa ABK di jenjang pendidikan dasar ada lima cabang olahraga yaitu lomba lari 100 meter putri perorangan bagi siswa SDLB (tunagrahita ringan), lompat jauh putri perorangan bagi siswa SMPLB (tunarungu), balap kursi roda 100 meter putra perorangan bagi Siswa SMPLB (tunadaksa ringan), bulutangkis putra perorangan bagi siswa SDLB (tunarungu dan tunagrahita), dan kompetisi catur putra/putri bagi siswa SDLB/SMPLB (tunanetra).

 

Menurut Mudjito, olahraga dapat membantu anak-anak ABK dalam mengembangkan karakter dan kepribadiannya dalam kehidupan sehari-hari. Olah raga akan menumbuhkan sikap sportif, kejujuran, menghargai teman dan saling mendukung, membantu, dan penuh semangat kompetitif.

Dengan berolahraga, juga dapat membantu siswa untuk mampu memiliki sikap kerjasama, saling percaya, berbagi, saling ketergantungan, dan kecakapan membuat keputusan bertindak. Siswa juga dibantu untuk memiliki sikap yang senantiasa optimistik, antusiastik, partisipasif, gembira, dan humor. Olahraga juda dapat membantu pengembangan individu yang kreatif, penuh inisiatif, kepemimpinan, determinasi, kerja keras, kepercayaan diri, kebebasan bertindak dan kepuasan diri.

"Yang tak kalah penting dalam olahraga itu adalah kegembiraan, fun-happy. Ini bisa mengekspresikan aktivitas mereka. Fun ini penting karena selama ini mereka terkungkung pada kehidupan rutinitasnya," ujar Mudjito.

Mudjito menambahkan olahraga bagi anak-anak ABK tidak hanya dapat menyehatkan jasmani dan rohani mereka, tetapi juga dapat melahirkan prestasi yang membuat dunia melek kepada Indonesia.

Siswa ABK Indonesia juga mampu berprestasi di ajang internasional. Pada Olimpiade Dunia Tunagrahita 2011 di Athena, Yunani, atlet Stephanie Handojo dan Fitriani langsung menyabet emas dari cabang akuatik (renang) pada Juni lalu. Bertarung di nomor Gaya Dada 50 meter Divisi F6, Stephanie Handojo, pelajar SMIP Kasih Ananda Jakarta, menyabet medali emas dengan catatan waktu 01:02.73.

Adapun Fitriani dari Panti Sosial Bina Grahita Nipotowe Palu, Sulawesi Tengah, mempersembahkan medali emas di nomor Gaya Dada 50 Divisi F8 dengan catatan waktu 00:49.99. "Ini sebuah prestasi yang sangat membanggakan. Siswa ABK juga mampu membuat bangga negara ini," ujar Mudjito.

Prestasi siswa ABK dari Indonesia yang gemilang tercatat pada 2007 dan 2008. Ada siswa ABK autis yang menjuarai catur tingkat dunia dalam olimpiade catur di Yunani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com