Pemuda Tawur karena Kurang Kerjaan

JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya aksi tawuran antarwarga yang terjadi di beberapa wilayah di Jakarta diduga akibat kurangnya kegiatan yang mampu mengisi waktu luang. Karena itu, Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) DKI Jakarta melaksanakan program Kelompok Usaha Pemuda Produktif.

"Para pemuda di wilayah tersebut akan dilibatkan dalam program ini. Akan dibentuk komunitas dan mereka diajak untuk mampu menciptakan ide-ide kreatif," kata Kepala Bidang Kepemudaan Dinas Olahraga dan Pemuda DKI Jakarta Firmansyah ketika dihubungi wartawan, Senin (18/7/2011).

Mengenai dana untuk menjalankan program ini, ia menjelaskan bahwa sepenuhnya diperoleh dari pemerintah pusat melalui APBN. Untuk tahun ini anggarannya sebesar Rp 150 juta untuk 30 paket kegiatan. Dengan jumlah pemanfaat sebanyak 150 hingga 200 orang.

"Untuk memperoleh dana bantuan ini, tidak sulit. Pemuda yang bersangkutan cukup membentuk komunitas serta mampu menunjukkan ide kreatif," tutur Firman.

Tidak hanya sekadar program yang merangsang kreativitas, Disorda DKI juga berusaha memfasilitasi kawasan rawan tawuran dengan alat-alat olahraga. Hal ini agar warga dapat menghabiskan waktu luang dengan berolahraga dan menyalurkan energi positif.

"Misalnya alat tenis meja atau pembuatan lapangan olahraga seperti badminton. Tawuran, kan, terjadi karena tidak ada kegiatan sehingga mudah emosi," jelasnya.

Berdasarkan data Biro Operasional Polda Metro Jaya, sejak bulan Januari hingga Juli 2011, telah terjadi 20 kasus tawuran di Jakarta dan 15 kasus serupa di Bekasi. Pada tahun 2010, sekitar 74 peristiwa tawuran kelompok warga dan pelajar terjadi di Jakarta.