Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naskah Kuno Banyak Tersimpan di Belanda!

Kompas.com - 19/07/2011, 13:14 WIB
EditorJodhi Yudono

PADANG, KOMPAS.com — Dosen dan peneliti di Universitas Leiden, Belanda, Suryadi, mengungkapkan, saat ini banyak naskah kuno serta arsip Sumatera Barat yang tersimpan di "Negara Kincir Angin" itu yang dibawa Pemerintah Belanda pada zaman kolonial.

"Dua perpustakaan besar di Leiden, yaitu Universitets Biliootheek Leiden dan Koninklijk Institut voor Taal- Land-en-Volkenkunde (KITLV), banyak  menyimpan koleksi buku, naskah, brosur, pamflet, majalah, koran tua, sketsa, peta, surat-surat, foto, rekaman audio visual, jurnal, serta beberapa catatan penting tentang Sumatera Barat," kata Suryadi di Padang, Senin.

Ia menyebutkan, di Perpustakaan KITLV Leiden tersimpan surat undangan Palewaan Gala Datuak untuk Almarhum Tan Malaka dan piringan-piringan hitam lagu-lagu lama serta surat kabar edisi tempo dulu.

Menurut alumnus Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas (Unand) itu, ditemukannya berbagai arsip dan naskah kuno Sumbar di Belanda yang dibawa ketika zaman Pemerintah Kolonial Belanda menunjukan lemahnya budaya arsip yang kita miliki.

"Karena itu, Pemerintah Sumatera Barat harus memprioritaskan upaya penyelamatan naskah kuno serta arsip Sumbar yang ada di 'Negara Kincir Angin' tersebut mengingat  hal itu merupakan bahan pembelajaran yang bernilai tinggi bagi generasi muda di masa mendatang," ujar Suryadi.

Menurut dia, dengan semakin majunya teknologi, upaya penyelamatan terhadap benda-benda berharga itu mungkin dilakukan.

"Salah satu langkah yang bisa diambil guna menyelamatkan arsip dan naskah kuno tersebut dengan menyimpannya dalam bentuk cakram dan mikro film," kata Suryadi.

Selain itu, budaya arsip yang baik akan  bisa membantu pemerintah dalam mengambil  kebijakan yang tepat.

Ia mencontohkan, jika pemerintah memiliki arsip tentang jumlah kreditur di Sumbar tahun 2011, bisa ditetapkan seperti apa kebijakan bidang ekonomi yang hendak digulirkan.

Kemudian, menurut dia, bagaimana seorang peneliti 50 tahun mendatang akan bisa mengetahui apa yang terjadi di Sumbar jika tidak ada arsip yang tersimpan dengan baik dan rapi sebagai referensi. Kesadaran  mendokumentasikan dan mengarsipkan segala sesuatu berbanding lurus dengan tingkat kemajuan bangsa. "Kemajuan bangsa tecermin dari sistem administrasi nasional yang tertib," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+