Jakarta, Kompas
Tujuh futurolog tersebut adalah Prof Donald K Emmerson (Southeast Asia Forum, Stanford University), Prof Thomas Fingar (National Intelligence Council), Dr George Friedman (Strategic Forecasting), James Canton (Institute for Global Future), Robert D Kaplan (Atlantic Media Company), Roger Beachy (Donald Danforth Plant Science Center), serta Zubaid Ahmad (Citi). Mereka akan menjadi pembicara pada konferensi internasional futurologi yang berlangsung hari Kamis ini.
Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri Teuku Faizasyah, seusai pertemuan, menuturkan, para futurolog menawarkan beberapa alternatif yang dapat dimanfaatkan Indonesia untuk menciptakan ketahanan pangan.
”Bagaimana mengembangkan teknologi yang sudah ada sehingga kita bisa memanfaatkan lahan-lahan yang tersedia, serta dimungkinkan dilakukan kombinasi antara usaha pengembangan pangan dan pengembangan energi,” tuturnya.
Dalam pertemuan, menurut Faizasyah, Presiden juga menggarisbawahi pemerintah memiliki komitmen kuat untuk melakukan penegakan hukum, reformasi birokrasi, dan lain-lain sehingga Indonesia bisa menjadi salah satu kekuatan utama ekonomi pada 20-30 tahun ke depan. ”Itu merupakan program-program yang dipastikan akan dijalankan,” katanya.
Dalam jumpa pers, Robert D Kaplan menyatakan, perekonomian Indonesia memiliki prospek yang sangat baik. Prediksi pada akhir 1990-an bahwa Indonesia akan menjadi negara yang tidak stabil ternyata tidak terbukti.
”Pencapaian terbesar Indonesia ialah demokrasi yang stabil. Fakta lainnya ialah kini terdapat prospek bagus dalam bidang ekonomi,” kata Kaplan.
Secara terpisah, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal mengemukakan, putra Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kapten (Inf) Agus Harimurti Yudhoyono, Kamis ini, juga akan menjadi salah satu pembahas dalam konferensi internasional futurologi tersebut.
Konferensi itu diselenggarakan Kedutaan Besar RI di Washington DC, Amerika Serikat, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal.