Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki: Pemikiran Aneh Bisa Jadi Solusi

Kompas.com - 01/08/2011, 12:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPR RI Marzuki Alie mengaku serius dengan gagasannya soal pemutihan bagi para koruptor. Menurutnya, gagasan itu bisa menjadi salah satu solusi yang dipertimbangkan dalam upaya pengembalian aset dari kasus-kasus korupsi yang sedang atau sudah ditangani oleh aparat penegak hukum.

"Kita tahu sudah banyak usaha pengembalian uang atau asset recovery. Orang sudah banyak yang ditugaskan, waktu banyak yang habis, uang banyak keluar. Apakah itu Century, BLBI. Adakah satu rupiah sudah kembali? Ini, kan, kita harus evaluasi sehingga kita tidak terbawa pada situasi yang begitu-begitu saja," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (1/8/2011).

Politisi Demokrat ini menegaskan, para koruptor memang sudah melakukan pelanggaran hukum. Saat ini yang perlu dipikirkan adalah cara mengembalikan uang yang sudah dikorupsi sehingga kemudian bisa digunakan untuk kepentingan rakyat.

"Selama ini, kan, kita hanya punya harapan-harapan kosong. Bertahun-tahun enggak kembali. Kenapa kita enggak cari solusi biar uang kembali? Pikiran ini harusnya direspons bukan dihakimi bagi orang-orang yang mengaku sangat demokrasi. Seolah-olah kita enggak boleh bicara," katanya.

Lagipula, Marzuki menyadari, pemutihan atau pemaafan bagi para koruptor ini bukan kewenangannya. Ini hanyalah gagasan yang dilontarkannya sebagai Marzuki Alie.

Pembubaran KPK

Begitu pula dengan wacana pembubaran KPK. Ia berpandangan, KPK lebih baik dibubarkan jika Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK tidak mendapatkan orang-orang yang kredibel untuk memimpin lembaga ini.

Selain itu, Marzuki juga mengaku sempat berpikir agar Kejaksaan Agung juga diberi kewenangan untuk menyadap dalam menjalankan tugasnya.

"Pemikiran yang aneh ini memang aneh bagi orang, tapi bagi saya, ini tidak aneh. Kadang-kadang dalam situasi tidak normal, pikiran aneh bisa menjadi penyelesaian masalah. Ini adalah hak bicara saya," tandasnya.

Kontroversi

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com