Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis AS Mirip Krisis Utang RI 1998

Kompas.com - 02/08/2011, 10:19 WIB

TANGERANG, KOMPAS.com — Krisis APBN Amerika Serikat saat ini mendekati kesulitan Indonesia pada saat menghadapi krisis moneter 1998. Amerika perlu merestrukturisasi utangnya yang terus membengkak dengan angka fantastis.

Ekonom Universitas Gadjah Mada, Antonius Tony Prasetiantono, mengungkapkan hal tersebut saat dihubungi di kawasan Bintaro, Tangerang, Banten, Selasa (2/8/2011).

Menurut Tony, kesepakatan yang berhasil diraih dalam Kongres hanyalah napas kedua bagi perekonomian AS yang sedang terimpit utang. Pertolongan tersebut diperoleh pada saat-saat akhir mendekati batas waktu 2 Agustus 2011 atau dengan istilah lain injury time. "Setidaknya sisi fiskal AS agak lega, bisa kembali mendorong perekonomian (stimulus fiskal). Namun, persoalan belum selesai. Masih perlu restrukturisasi utang agar APBN-nya lebih lega. Ini mirip kondisi fiskal kita sesudah krisis 1998, yang perlu melakukan reprofiling (membagi beban jatuh tempo utang)," ujarnya.

Pada Senin waktu Washington, Kongres AS menyetujui tambahan pagu utang baru senilai 1,2 triliun dollar AS menjadi sekitar 15,5 triliun dollar AS. Ini diikuti janji penurunan 2,4 triliun dollar AS pengeluaran Pemerintah AS dalam 10 tahun ke depan.

Namun, berbagai kalangan, seperti S&P, menilai pengurangan anggaran belanja itu tidak bisa menunda penurunan peringkat utang AS karena dibutuhkan 4 triliun dollar AS. Itu akan menyebabkan penurunan peringkat utang AS dari AAA menjadi AA+. Artinya, suku bunga obligasi negara yang diterbitkan AS akan lebih tinggi ratusan miliar dollar AS.

Beban tersebut harus ditanggung oleh uang pajak penduduk AS yang dipastikan tidak akan naik signifikan karena salah satu bagian dari kesepakatan di Kongres adalah ditolaknya kenaikan tarif pajak korporasi. "AS perlu kelonggaran utang agar bisa membiayai APBN, sedangkan Indonesia waktu itu (tahun 1998) perlu kelonggaran jadwal membayar utang," ungkap Tony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com