Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi Indonesia Aman

Kompas.com - 05/08/2011, 18:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia yakin gejolak ekonomi dunia yang saat ini terjadi di Amerika Serikat dan Eropa tak berimbas pada perekonomian nasional.

Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan, pemerintah telah memiliki indikator yang dapat dipakai untuk mendeteksi pengaruh dampak gejolak ekonomi global. Indikator itu, misalnya, harga saham, arus modal, indeks, dan kurs.

"Kita telah memiliki indikator kapan kita anggap dia sudah tidak hijau lagi, sudah masuk wilayah hati-hati, kapan kita anggap situasi merah, dan sebagainya," kata Darmin kepada para wartawan di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (5/8/2011).

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, berdasarkan laporan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal, investasi dan arus ekspor-impor terus tumbuh positif. Kendati demikian, pemerintah terus mencermati perkembangan ekonomi global.

"Fungsi koordinasi terus dilakukan dan sejumlah kebijakan responsif pun telah disiapkan apabila terjadi sesuatu. Pemerintah dan BI sudah memiliki crisis management protocol. Kita optimistis ekonomi terus tumbuh dan bergerak baik," kata Hatta.

Menyusul anjloknya harga saham di bursa Wall Street dan bursa di belahan dunia lainnya, IHSG pada Jumat pagi langsung anjlok 3 persen lebih saat perdagangan dibuka. Pada penutupan perdagangan sesi I, Jumat siang, IHSG terjun bebas 212,081 poin (5,15 persen) ke level 3.910,005.

Ketakutan  berulangnya resesi  pada krisis moneter 2008 di Amerika Serikat juga berujung pada terpuruknya harga-harga saham di bursa Wall Street, Kamis (4/8/2011) waktu setempat. Indeks saham Dow Jones dilaporkan jatuh hingga 512 poin. Ini merupakan kejatuhan terburuk bagi indeks Dow Jones sejak akhir 2008.

Terkait hal ini, BI melihat anjloknya bursa global bersifat sementara. Bahkan, Direktur Riset dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, dalam jangka panjang aliran dana asing akan tetap membanjiri Indonesia. Di sisi lain, dia mengatakan, mata uang rupiah masih cenderung menguat dengan ditopang cadangan devisa nasional yang mencapai 122 miliar dollar AS. "Nothing to worry lah," kata Perry, Jumat (5/8/2011).

Bank Indonesia juga akan tetap menjaga perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Hal itu konsisten dengan capaian sasaran inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com