Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa Diajak Kampanye

Kompas.com - 19/08/2011, 14:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kesadaran mengenai pentingnya mewujudkan sekolah aman, sebagai bagian dari pengurangan resiko bencana perlu melibatkan banyak pihak, mulai dari pemerintah, sekolah, dan masyarakat. Namun kemitraan untuk mewujudkan sekolah aman tersebut perlu juga melibatkan secara aktif para siswa.

Yanti Sriyulianti, Koordinator Kerlip, yang bergerak dalam sosialisasi dan advokasi sekolah aman sebagai salah satu perwujudan sekolah ramah anak, di Jakarta, Jumat (19/8/2011), mengatakan, para siswa juga berpotensi untuk ikut mengampanyekan sekolah aman mulai dari sekolah dan wilayahnya.

"Di beberapa daerah, kami bangun kemitraan dengan siswa. Kami bekali mereka dengan panduan soal sekolah aman dan penilaian. Dengan demikian, para siswa bisa mendorong terwujudnya sekolah aman dan itu ternyata cukup efektif," ujar Yanti.

Vivi Sumanti, siswa kelas XII SMAN I Bandar Sribhawono, Lampung Timur, yang diundang hadir dalam pertemuan dengan Sekretaris Ditjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional Bambang Indiyanto, di Jakarta, mengaku senang bisa dilibatkan untukl mengkampanyekan sekolah aman.

"Kami punya anggota 13 siswa yang tergabung dalam Pokja Gerakan Siswa Bersatu Lampung Timur. Kami turun ke beberapa desa untuk sosialisasi budaya aman di sekolkah," kata Vivi.

Vivi menambahkan, mereka juga melakukan penilaian di sekolah-sekolah terdekat. Ternyata, banyak sekolah yang tidak memperhatkan aspek aman dari bencana alam.

Menurut Vivi, daerah mereka termasuk di urutan ke-37 secara nasional sebagai daerah rawan gempa. Untuk itu, sekolah juga mesti siap terlibat dalam pengurangan resiko bencana.

"Kami beri masukan kepada sekolah, ketemu dengan kepala sekolah dan siswa. Lalu bersama-sama kami buat peta jalur evakuasi di sekolah. Banyak yang akhirnya mau membuat, walaupun enggak pakai skala-skalaan. Yang penting siswa tahu tentang sekolah aman," ucap Vivi.

Sekolah-sekolah yang Vivi dan teman-temannya kunjungi, terutama di Desa Gunung Agung, Desa Donomulyo, dan Desa Sindanganom, di Lampung Timur, diajak untuk melaksanakan ikrar aman sebagai wujud sekolah aman.

"Saya belajar banyak hal dan bisa membagi pengetahuan dengan teman-teman di daerah saya," kata Vivi.

Kurdiyan, siswa kelas XI SMAN 1 Pagelaran, di Lampung, juga mendapat pelatihan soal pengurangan resiko bencana. Kurdiyan juga berbagi soal pentingnya sekolah aman kepada teman-temannya. Ada rencana pula untuk membentuk bank anak peduli bencana di daerahnya.

"Nanti kami dibantu untuk bisa berpartisipasi mendorong terwujudnya sekolah aman di daerah kami," kata Kurdiyan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com