Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Masih Terkendala Biaya Hidup

Kompas.com - 21/08/2011, 22:36 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Tingginya biaya hidup di luar negeri (LN) menghambat mahasiswa kurang mampu sejumlah universitas di Daerah Istimewa Yogyakarta, terutama yang mengikuti program beasiswa pertukaran mahasiswa.

Pengelola Kerja Sama Internasional Jurusan Hubungan Internasional (HI) Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta, Ludiro Madu, di Yogyakarta, Minggu (21/8/2011), mengatakan, program beasiswa pertukaran mahasiswa belum mampu menjangkau seluruh mahasiswa yang tidak mampu secara ekonomi. Selama ini, universitas di luar negeri yang menawarkan program beasiswa pertukaran mahasiswa hanya menggratiskan biaya SPP selama mahasiswa belajar.

Oleh karena itu, lanjut Ludiro, pertukaran mahasiswa selama ini rata-rata hanya diikuti mahasiswa yang mau menanggung beban biaya hidup selama berada di luar negeri.

"Mahasiswa harus mengeluarkan biaya makan, kos, dan transportasi selama mereka berada di luar negeri," katanya.

Dia mencontohkan, biaya hidup mahasiswa selama enam bulan belajar di universitas yang ada di Eropa rata-rata sebesar Rp 20 juta.

"Di negara-negara Eropa biaya hidup mahasiswa tergolong masih lebih murah karena tingkat kesejahteraan negara itu cukup baik," kata dia.

Ia mengatakan, mahalnya biaya hidup sering kali menjadi kendala bagi setiap mahasiswa untuk mengikuti seleksi calon penerima beasiswa pertukaran mahasiswa. Menurut dia, Metropolitan University Prague, Republik Ceko, sejak 2009 telah bekerja sama dengan UPN untuk menawarkan program beasiswa tersebut. Namun, sejumlah mahasiswa penerima beasiswa di UPN, kata dia, masih sedikit, yakni hanya mengirimkan satu mahasiswa setiap tahun.

"Kami, tim penyeleksi beasiswa, biasanya memberikan pemahaman kepada mahasiswa dan orangtua, terkait biaya hidup yang tidak ditanggung selama mahasiswa bersangkutan belajar di luar negeri," katanya.

Dia mengatakan, UPN selama ini hanya memberikan beasiswa sebesar Rp 10 hingga Rp 15 juta bagi mahasiswa yang lolos seleksi. Beasiswa dari UPN, lanjut dia, diperuntukkan bagi pembuatan visa, tiket pesawat ke Republik Ceko, dan biaya penerjemahan dokumentasi bahasa Ceko. Sedangkan, dari Republik Ceko, mahasiswa mendapatkan beasiswa bebas SPP selama enam bulan belajar, yakni sebesar Rp 19 juta.

Sementara itu, Kepala Humas Universitas Gadjah Mada (UGM) Suryo Baskoro mengatakan, Universitas Gadjah Mada (UGM) selama ini menyesuaikan dengan kemampuan ekonomi mahasiswanya terkait pertukaran mahasiswa. Ia mengatakan, UGM memanfaatkan pola kerja sama dengan perguruan tinggi di dunia, meliputi pemanfaatan jaringan sponsor dan lembaga beasiswa internasional. Pertukaran mahasiswa, kata dia, bersifat saling menguntungkan, yakni mahasiswa mendapatkan fasilitas bebas SPP.

"Pertukaran mahasiswa biasanya mendasarkan pada kesepakatan kedua negara tentang fasilitas pendidikan yang akan dicapai sesuai dengan kemampuan ekonomi mahasiswa," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau