Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan Lokon Hancurkan Panel Surya

Kompas.com - 22/08/2011, 19:07 WIB

MANADO, KOMPAS.com - Letusan Gunung Lokon di Sulawesi Utara (Sulut), Rabu (17/8/2011), sempat menghancurkan solar panel yang terletak tak jauh dari kawah.

"Solar panel ini hancur karena dihantam batu berdiameter 0,5 meter. Rusak parah memang dan harus diperbaiki," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon, Farid Ruskanda Bina, di Tomohon, Senin (22/8/2011).

Dikatakan Farid yang saat itu sementara mendampingi teknisi dari Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung di sekitar kawah Tompaluan (kawah yang terbentuk di antara Gunung Lokon dan Gunung Empung), solar panel ini sudah rusak ketiga kalinya.

"Setiap terjadi letusan, pasti rusak panel solar. Ini sudah ketiga kalinya mengalami kerusakan dan harus diperbaiki," jelas Farid.

"Memang letaknya hanya sekitar 500 meter dari bibir kawah Tompaluan. Tapi beginilah risikonya. Rusak harus diperbaiki karena solar panel ini berfungsi sebagai penyuplai energi listrik untuk perangkat seismograf," jelasnya.

Dia menjelaskan, perangkat solar panel yang rusak dihantam batu pascaletusan tersebut sudah selesai diperbaiki teknisi dari Bandung.

"Di sekitar kawah Tompaluan ada lima perangkat yang difungsikan. Satu unit memang sempat mengalami gangguan. Tapi sudah diperbaiki sehingga bisa normal lagi merekam semua aktivitas vulkanis Gunung Lokon," tandasnya.

Gunung Lokon meletus 14 dan 17 Juli 2011 setelah hampir 20 tahun "tidur". Pada Minggu (10/7/2011), statusnya dinaikkan dari siaga level III ke awas level IV. Pasca letusan, statusnya diturunkan dari awas level IV ke siaga level III pada 24 Juli 2011.

Gelombang pengungsi akhirnya mulai dipulangkan dari beberapa titik pengungsian. Rabu (17/8/2011), Gunung Lokon kembali meletus yang memuntahkan material debu vulkanis dan jatuh di permukiman sekitar kawah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com