Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru SMA PGRI Larantuka Mogok Mengajar

Kompas.com - 26/08/2011, 17:54 WIB

LARANTUKA, KOMPAS.com - Sebanyak 8 guru pegawai negeri sipil (PNS) SMA PGRI Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT, mogok mengajar sebagai bentuk protes terhadap yayasan pengelola sekolah.

Mereka mengancam terus mogok mengajar, jika yayasan tetap melanggar 17 poin tuntutan yang mereka ajukan.    

Tuntutan yang mereka sampaikan, antara lain manajemen pengelolaan keuangan tidak transparan, tidak ada rencana pendapatan dan belanja daerah bersama dewan guru, gaji guru dan pegawai honor dibawa UMP, insentif untuk guru negeri dipotong tanpa alasan, tidak ada bendahara sekolah hanya ada bendahara yayasan yang merangkap bendahara sekolah.    

Ferdi (46) salah satu guru PNS di Larantuka, Jumat (26/8/2011), mengatakan, klaim ketua yayasan sebagai pemilik yayasan itu membuat gerah para guru negeri. Mereka mempertanyakan, yayasan PGRI milik Yayasan Pendidikan dasar dan menengah PGRI Kabupaten Flores Timur atau milik pribadi tertentu.    

Kepala SMA PGRI Larantuka, Kornelius Open, mengatakan, poin-poin yang disampaikan para guru itu benar. Karena itu, ia akan berkoordinasi dengan pihak yayasan sehingga masalah internal sekolah itu segera ditangani. Jika masalah itu tidak dibenahi, aksi mogok mengajar, bakalan terus berlanjut, dan pihak yang dirugikan adalah para siswa.    

"Saya sudah tawarkan ke sejumlah guru, untuk melakukan rapat langsung dengan yayasan, tetapi mereka menolak kalau yang pimpin rapat adalah ketua yayasan. Para guru menolak dengan alasan, cara itu bukan solusi terbaik. Mereka minta tidak perlu ada pertemuan, tetapi 17 poin yang disampaikan para guru itu langsung dilaksanakan yayasan saja," kata Open.    

Ia mengatakan, jika masalah mogok ini terus berlanjut, Open akan meminta bantuan kepala dinas pendidikan Flores Timur, Bernad Beda, sebagai penanggungjawab pendidikan di kabupaten itu. Kalau delapan guru itu terus mogok maka hanya ada sisa tiga guru honor, yang harus menanganai 3 kelas paralel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com