Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beasiswa Bidik Misi Jangan Dimonopoli PTN

Kompas.com - 27/08/2011, 04:12 WIB

SEMARANG, KOMPAS - Program beasiswa Bidik Misi dari Kementerian Pendidikan Nasional bagi mahasiswa hendaknya jangan menjadi monopoli perguruan tinggi negeri. Kenyataannya, beasiswa tersebut juga dibutuhkan mahasiswa dari keluarga miskin di perguruan tinggi swasta.

Selama ini, untuk membantu pendidikan mahasiswa dari keluarga miskin, perguruan tinggi swasta (PTS) harus berusaha keras secara mandiri. Padahal, tuntutan dari pemerintah sama, yaitu setiap perguruan tinggi harus memberi tempat bagi mahasiswa dari keluarga miskin sebanyak 20 persen dari total kuota mahasiswa baru.

Hal itu terungkap dalam Diskusi Terbatas ”Biaya Pendidikan Perguruan Tinggi Makin Sulit Dijangkau Mahasiswa Tak Mampu Ekonomi: Apa Kebijakan Perguruan Tinggi” yang diselenggarakan Biro Kompas Jawa Tengah, Jumat (26/8) di Semarang. Diskusi dihadiri Wakil Gubernur Jateng Rustriningsih, sejumlah rektor PTN/PTS di Semarang, anggota legislatif, pengamat pendidikan, lembaga nonpemerintah, dan perwakilan mahasiswa.

Harapan agar beasiswa Biaya Pendidikan Miskin Berprestasi (Bidik Misi) tidak hanya dimonopoli perguruan tinggi negeri diungkapkan beberapa rektor PTS, seperti Rektor Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Semarang Muhdi dan Rektor Universitas Wahid Hasyim Semarang Noor Achmad.

Keduanya menilai, selama ini PTS tidak pernah tersentuh program beasiswa Bidik Misi dari pemerintah. Padahal, IKIP PGRI telah menjaring 20 persen mahasiswa dari keluarga miskin. ”Kami harus memberi beasiswa kepada mereka secara mandiri. Padahal, kami masih harus mengurus biaya pegawai dan operasional institut. Untuk itu, kalau ada kuota sisa beasiswa Bidik Misi di PTN, kami harap dialokasikan ke PTS,” ujar Muhdi.

Langkah yang sama dilakukan Universitas Wahid Hasyim. Menurut Noor Achmad, saat ini pihaknya juga memberikan beasiswa secara mandiri kepada 400 mahasiswa. Cukup membayar Rp 150.000 per bulan, mereka bisa kuliah di kampus tersebut.

Rektor Universitas Diponegoro Sudharto P Hadi menegaskan, pada tahun 2010/2011 Undip mendapatkan kuota beasiswa Bidik Misi sekitar 500 mahasiswa. Padahal, untuk kuota 20 persen mahasiswa dari keluarga miskin jumlahnya 1.600 mahasiswa, sehingga sisanya, 1.100 mahasiswa, dibiayai Undip.

Di Universitas Negeri Semarang, pada 2010 dan 2011 seharusnya hanya mendapat beasiswa Bidik Misi untuk 450 mahasiswa. Namun, menurut Rektor Unnes Sudijono Sastroatmodjo, karena jumlah mahasiswa dari keluarga miskin banyak, pihaknya meminta tambahan beasiswa untuk 1.000 mahasiswa.

Rustriningsih berharap ada transparansi informasi, data tentang mahasiswa dari keluarga miskin di Jateng, dan keuangan yang disalurkan kepada mereka.

Presiden berjanji

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com