Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oase Baru di Tengah Kegaduhan Kampus UI

Kompas.com - 07/09/2011, 03:07 WIB

Sore yang tenang. Angin kemarau terasa sejuk di pinggir Danau Salam, Kampus Universitas Indonesia, Depok. Di ujung dermaga dari papan kayu terlihat mahasiswa berdiskusi. Di sisi selatan, sejumlah mahasiswa saling memotret, sementara di panggung terbuka menghadap danau beberapa orang duduk tanpa banyak berkata-kata, menikmati ketenangan.

Hemmm, inilah bagian dari Kampus UI yang baru dibangun, di area perpustakaan bernama The Crystal Knowledge. Sayangnya, saat ini pamor The Crystal Knowledge kalah dengan kegaduhan para petinggi kampus. Gonjang-ganjing anugerah gelar doktor honoris causa antara rektor, guru besar, dan majelis wali amanah yang tak kunjung reda.

Beberapa kali Kompas mengunjungi The Crystal Knowledge, terakhir Juli lalu. Suasananya semakin hidup, sehidup semangat mereka yang datang untuk mencari ketenangan.

Kalaupun situasi di area itu terasa tenang, itu bukan karena tulisan ”harap tenang” seperti yang terpampang di perpustakaan. Tulisan seperti ini tidak akan Anda temukan di area The Crystal Knowledge. Pengelola perpustakaan merancang area perpustakaan sengaja sebagai ruang publik bagi siapa saja, termasuk masyarakat umum di luar mahasiswa.

”Kami tidak memasang tulisan ’harap tenang’ karena kami ingin menjadikan perpustakaan sebagai tempat yang paling demokratis. Siapa pun dapat mengakses tempat ini, bukan hanya untuk meminjam buku, tetapi juga aktivitas lainnya. Ada banyak fasilitas yang bisa dimanfaatkan,” kata Direktur Perpustakaan UI Luki Wijayanti dalam suatu percakapan.

Luki menginginkan agar sekat status sosial dan kedudukan struktural melebur ketika berada di area perpustakaan. Mereka semua mendapat perlakuan sama sehingga memungkinkan adanya interaksi yang nyaman. Karena itu, pengelola berupaya menyediakan sarana yang nyaman dan memadai.

Zona hijau

Perpustakaan delapan lantai ini menempati lahan seluas 30.000 meter persegi. Dilihat dari kejauhan, The Crystal Knowledge mirip tempurung kelapa tengkurap dengan tiga pilar menembus di tengahnya. Gedung ini beratapkan tanah, berdinding kaca dan batuan hitam, selaras dengan konsep green building karya arsitek Indonesia.

Empat lantai dari delapan lantai yang ada dipakai sebagai sarana perpustakaan. Empat lantai lain merupakan sarana penunjang berupa tempat pertemuan, ruang audio visual, pusat kebugaran, bioskop, studio penyiaran radio dan televisi, bank, toko buku, serta kafe.

Meski belum diresmikan, kawasan perpustakaan ini sudah hidup. Selain menggunakan fasilitas di dalam gedung, mahasiswa memanfaatkan panggung terbuka, science park, jalur pejalan kaki, dan jalur pesepeda yang berdampingan dengan Danau Salam. Pengguna internet mudah berselancar di dunia maya karena di area ini tersedia jaringan internet gratis.

Olla, Maya, dan Ria tertawa cekikikan ketika menikmati suasana The Crystal Knowledge. Mereka saling memotret dan melihatnya sendiri. Ketiga mahasiswa Jurusan Akuntansi, Program Studi Perbankan, Fakultas Ekonomi, UI, ini girang dengan kamera digital itu.

Lokasi baru

Kawasan tersebut beberapa tahun silam, kata Olla, adalah tempat yang sepi dari aktivitas mahasiswa. The Crystal Knowledge berdiri berdampingan dengan Gedung Rektorat, Balairung, dan Masjid Kampus UI.

Lantaran lingkungan itu menjadi kawasan baru yang semakin kinclong, jaringan kedai kopi asal Amerika Serikat berani membuka gerai di sisi timur perpustakaan di lahan seluas 220 meter persegi. May, Manajer Starbucks UI, mengatakan, gerai itu merupakan yang ke-100 di Indonesia.

Namun, May enggan menjelaskan kenapa jaringan kopi Amerika itu memilih Kampus UI sebagai salah satu target pasar mereka. ”Soal itu biar atasan saja yang menjelaskan.”

Sore itu, puluhan pengunjung menikmati kopi di dalam kedai yang menyatu dengan Gedung The Crystal Knowledge. Mereka mengobrol dengan sajian kopi dan makanan ringan sambil menikmati pemandangan Danau Salam dari balik dinding kaca. Beberapa kali Rektor UI Gumilar Rusliwa Somantri melayani wawancara wartawan di tempat ini.

Maya, mahasiswa Fakultas Ekonomi, UI, menanggapi dingin keberadaan kedai kopi itu. Meski sudah mencoba menikmati kopi di sana, dia tidak ingin mencoba dalam waktu dekat ini.

”Harganya bagi kami terlalu mahal. Hanya minum dan roti sepotong sudah hampir Rp 50.000,” kata Maya.

Meskipun begitu, dia senang berada di kawasan perpustakaan. Suasananya sangat akrab, terbuka, dan asri. Namun, di kawasan nan asri itu pengelola belum menyediakan kedai dengan kelas mahasiswa. Tempat makan terdekat yang ramah dengan kantong mahasiswa berada di Kantin Prima berjarak 150 meter dari The Crystal Knowledge.

Bagi dia, keberadaan area The Crystal Knowledge jauh lebih menyejukkan. Karena itu, dia berharap perpustakaan itu dapat menjadi oase baru di dalam kampus. Semoga kawasan The Crystal Knowledge kelak menjadi penawar kegaduhan kampus, siapa pun dan apa pun bentuk gonjang-ganjing itu.(Andy Riza Hidayat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com