Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

FKUI Kukuhkan Dua Guru Besar

Kompas.com - 10/09/2011, 12:34 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) kembali mengukuhkan dua Guru Besar Tetap UI, yakni  Prof dr Jose Rizal Latief Batubara PhD SpA(K) dan Prof  Dr dr Bambang Supriyanto SpA(K). Upacara pengukuhan berlangsung hari ini, Sabtu (10/9/2011), di Aula FKUI, Salemba, Jakarta Pusat.

Prof. dr. Jose Rizal Latief Batubara, PhD. Sp.A(K), lahir di Bukit Tinggi 21 Januari 1952. Pria yang masih aktif mengajar di Departemen Kesehatan Anak ini menamatkan pendidikan dokter umumnya di FKUI pada tahun 1977 dan menyelesaikan pendidikan spesialis ilmu kesehatan anak pada tahun 1986.

Tidak puas hanya menuntut ilmu di dalam negeri, pria dengan satu anak ini kemudian mengambil gelar PhD di Vanderbilt University Medical Center (VUMC), Amsterdam, Belanda.

Pada upacara pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap UI, mantan ketua umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini menyampaikan pidatonya yang berjudul "Monitoring Pertumbuhan Anak, Suatu Upaya untuk Peningkatan Kesejahteraan Anak".

Secara garis besar, pidato tersebut menjelaskan mengenai pentingnya pemeriksaan dan monitoring pertumbuhan pada anak. Menurutnya, proses tumbuh kembang pada anak berbeda dengan orang dewasa.

Anak mempunyai karakteristik khusus yang tidak terdapat pada orang dewasa dalam hal tumbuh dan berkembang. Kekhasan tentang tumbuh kembang anak inilah yang kemudian dipelajari lebih dalam olehnya.

Sedangkan Prof Dr dr Bambang Supriyanto SpA(K) lahir di Jakarta pada 22 November 1960 dan saat ini masih menjabat sebagai Ketua Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI.

Riwayat pendidikannya dimulai dengan menamatkan pendidikan dokter umum pada 1985, kemudian mengambil pendidikan spesialis ilmu kesehatan anak dan selesai pada tahun 1993.

Dua tahun lalu, tepatnya pada tahun 2009,  ia berhasil meraih gelar doktornya di FKUI. Pada acara pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap UI,  Bambang menyampaikan pidato yang diberi judul "Obstructive Sleep Apnea Syndrome pada Anak: Ikhtisar Perkembangan Mutakhir".

Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS) adalah sindrom obstruksi jalan napas komplet atau parsial yang menyebabkan gangguan fisiologis dan bermakna dengan dampak klinis yang bervariasi.

Namun, OSAS pada anak belum dikenal luas di kalangan dokter, baik dokter umum, maupun dokter spesialis anak. Padahal menurutnya, OSAS yang ditandai dengan mendengkur dan henti napas saat tidur dapat menyebabkan gangguan yang berat seperti hipertensi, hiperaktivitas, gangguan kinerja di sekolah, dan sindrom metabolic.

"OSAS juga dapat menyebabkan hipoksia kronik yang mengganggu perkembangan otak sehingga anak menjadi hiperaktif, kurang konsentrasi, dan sering mengalami infeksi saluran napas yang dapat mengakibatkan kualitas hidup sebagian anak di masa yang akan datang menjadi kurang baik. Hal inilah yang mendasari kewaspadaan saya terhadap OSAS," kata pria yang akrab disapa dokter Bambang ini dalam pidatonya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com