JAKARTA, KOMPAS.com — Saat ini makin banyak lulusan PhD atau tingkat doktoral (S-3) Singapura yang memilih menjadi guru sekolah dasar (SD) daripada menjadi dosen. Alasannya, menjadi guru SD lebih menarik karena dapat mengenal langsung anak-anak dan meletakkan dasar pengajaran kepada mereka. Salah satu lulusan PhD yang lebih memilih mengajar di SD itu adalah Dr Karen Soh.
"Doktor Soh tidak sendiri, cukup banyak PhD menjadi guru di SD hingga SMU di Singapura. Menurut staf Kementerian Pendidikan Singapura, ada 80 lulusan PhD yang menjadi guru di SD hingga SMA," tulis Julianto Simanjuntak, jurnalis warga yang menulis di Kompasiana.
Soh, wanita lajang berusia 46 tahun, adalah lulusan Perth’s Curtin University of Technology dan memilih menjadi guru SD daripada dosen, tulis Simanjuntak yang juga penulis buku ini, mengutip The Straits Times, edisi 6 September 2011.
"Sering orang menanyakan mengapa dia tetap menjadi guru SD. Jawabnya singkat, 'Mengajar anak-anak SD ini sungguh menyenangkan, saya ingin berelasi dengan mereka dan meletakkan dasar. Kalau mengajar di level yang lebih tinggi kurang menarik'," tulis Simanjuntak.
Motivasi Dr Soh saat mengambil PhD bukanlah supaya bisa dapat gaji atau kedudukan lebih tinggi, melainkan supaya bisa mendalami bidang yang mereka ajarkan di kelas dan mendapatkan pengertian yang lebih lengkap sehingga dapat mengajar dengan lebih baik.
Siapa lagi lulusan PhD yang memilih menjadi guru SD di Singapura daripada menjadi dosen di perguruan tinggi, bagaimana, dan berapa mereka digaji? Silakan ikuti tulisan Simanjuntak selengkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.