Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PENDIDIKAN

SMK Model untuk Percepatan Pembangunan Ekonomi

Kompas.com - 16/09/2011, 10:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) berencana membangun puluhan SMK Model (unggulan) di seluruh zona (koridor) pertumbuhan ekonomi dengan tujuan mendukung percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi di Indonesia pada 2012. Hal itu dikatakan Direktur Pembinaan SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kemdiknas Joko Sutrisno, Kamis (15/9/2011) sore, di Jakarta.

Joko menjelaskan, pembangunan SMK Model perlu dilakukan karena dalam Master Plan Perkembangan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) disebutkan jika di setiap zona pertumbuhan ekonomi harus dibangun sekolah (SMK) unggulan.

"Di setiap zona akan didirikan semacam sekolah unggulan. SMK Model artinya SMK yang bekerja sama dengan industri membuat dan menjual barang untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Misalnya merakit alat elektronik, alat pertanian dan sebagainya. Itu yang akan kita dorong dalam SMK model," paparnya.

Saat ini telah diusulkan tentang pembangunan 50 SMK Model di enam zona, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku-Papua, dan Bali Nusa Tenggara.

Pada realisasinya, SMK yang sudah ada akan dibesarkan (dibangun/diupgrade), dimitrakan dengan industri untuk membuat karya-karya yang bisa mendukung pertumbuhan ekonomi sesuai dengan karakter di daerahnya.

"Semua zona punya tema, misalnya di Sumatera itu ada kelapa sawit dan coklat. Nah, dari zona itu belum terlihat ada pembangunan peralatan untuk produksinya. Kalau ini (SMK Model) sampai tidak muncul, maka kita akan terus bergantung dengan pihak lain, inilah yang kita waspadai," ujarnya.

Untuk mewujudkan SMK Model tersebut, Kemdiknas akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2012. Ditjen Dikmen sendiri saat ini telah mengusulkan dana sekitar Rp 5-8 miliar untuk pembangunan maupun untuk peremajaan masing-masing SMK Model.

"Kita coba mengusulkan, rincinya sekitar itu (Rp 5-8 miliar), tapi saat ini masih dikonsultasikan," ujar Joko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com