Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Tawuran di DKI Meningkat

Kompas.com - 22/09/2011, 03:13 WIB

Jakarta, Kompas - Sebanyak 10 siswa SMA Negeri 6 Jakarta diperiksa sebagai saksi di Markas Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan, Rabu (21/9). Pemeriksaan terhadap siswa-siswa yang diduga terlibat tawuran dengan wartawan hari Senin (19/9) itu berlangsung sejak Rabu tengah hari hingga malam hari.

Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Imam Sugiyanto mengatakan, pemeriksaan tidak hanya terbatas kepada para siswa.

”Wartawan yang terlibat juga akan diperiksa. Kedua belah pihak, siapa pun, jika terbukti melanggar aturan, akan diproses hukum sesuai dengan prosedur yang berlaku,” ujar Imam.

Ke-10 siswa didampingi Komisi Perlindungan Anak Indonesia saat diperiksa polisi.

Terkait tawuran, dalam delapan bulan terakhir, mulai dari Januari sampai Agustus, sudah terjadi 39 kejadian tawuran antarwarga di kawasan Jakarta dan sekitarnya. Jumlah kasus tawuran di DKI Jakarta tahun ini lebih banyak dibandingkan dengan setahun lalu.

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Baharudin Djafar, tahun lalu Polda Metro Jaya mendata 28 kasus tawuran. ”Tahun ini, selama delapan bulan saja sudah terjadi 39 kasus tawuran.”

Berdasarkan laporan kejadian yang dikumpulkan di Polda Metro Jaya, kata Baharudin, jumlah kasus tawuran di wilayah Jakarta Pusat tertinggi di antara wilayah lainnya di Jakarta.

Lebih lanjut Baharudin menyatakan, sudah banyak upaya untuk mencegah dan menghentikan tawuran antarwarga, termasuk dengan penegakan hukum dari kepolisian. Namun, upaya-upaya itu tidak akan mendapatkan hasil apabila tidak didukung oleh masyarakatnya.

Aksi damai

Pekerja media yang tergabung dalam Kelompok Kerja Wartawan Depok menggelar aksi damai agar kekerasan di kalangan siswa sekolah menengah tidak terjadi lagi.

”Kami berharap kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Mohon agar tidak ada lagi kekerasan di kalangan siswa. Karena itu, kami berharap dinas pendidikan dapat membina siswa,” kata Nahyudi, koordinator aksi damai, Rabu (21/9).

Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan Dinas Pendidikan Depok Siti Chaerijah tidak menginginkan peristiwa di Jakarta terjadi di Depok. Menurut dia, pembinaan siswa tidak hanya tanggung jawab guru, tetapi juga tanggung jawab orangtua dan alumni sekolah.

”Jika ada kasus perkelahian, kami selalu panggil guru, siswa, dan orangtua,” kata Siti Chaerijah. (NDY/NEL/COK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com