Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seandainya Rektor UI Mau Membuatkan Saya Kopi...

Kompas.com - 22/09/2011, 06:53 WIB

KOMPAS.com — Sepintas, gayanya biasa saja dan tidak menyiratkan ia seorang petinggi. Datang tanpa seorang staf yang mengawal, lelaki ini tampak tergesa-gesa memasuki ruangan. Bicaranya juga tegas, tetapi sangat ramah dan bersahabat.

“Saya presiden di sini. Presiden adalah presiden, bukan rektor. Rektor itu hanya seorang vice president di sini. Namun, kami berdua sangat bekerja sama membangun kampus ini untuk maju,” ujar Prof dr S Poppema, President of the Board di University of Groningen, Rabu (21/9/2011), seraya mengajak saya duduk dan mulai berbincang di ruang kerjanya.

Sambil terus berbicara, tangannya meraih teko dan menuangkan jus jeruk dingin ke dalam gelas setiap tamu dan juga stafnya yang mengantarkan awak Kompas dan Kompas.com ke kampus terpadat dengan pelajar Indonesia ini. Dengan ramah, Poppema kemudian memilihkan roti-roti yang sudah disiapkan untuk makan siang kami, tamu-tamunya ini.

“Kenapa saya tertarik mengajak pelajar-pelajar dari negeri Anda belajar di sini? Karena ekonomi negeri Anda terus berkembang, populasinya juga menakjubkan sehingga bekerja sama sangat memungkinkan harapan,” ujar Poppema sambil tersenyum dan melahap sandwich di tangannya.

Hangat

Apakah memang seramah itu seorang petinggi kampus bergengsi di Belanda menerima seorang tamu? Jangan-jangan, keramahan mereka semu belaka demi kepentingan promosi, apalagi ini di depan wartawan!

Nyatanya, memang tidak. Sehari sebelumnya, keramahan yang muncul dari seorang petinggi kampus lain di negeri "Kincir Angin" ini malah lebih “ekstrem”, seperti yang ditunjukkan Drs Chris van den Borne, Director of International Office Saxion University, Deventer, Belanda.

Chris juga sangat ramah dan hangat. Begitu tahu kami sudah datang, ia sendirilah yang datang langsung menyambut dengan hangat. Semua stafnya tetap bekerja seperti biasa, tidak ada yang menguntit atau menyiapkan hidangan.

“Terima kasih, saya tersanjung Anda kemari. Ngomong-ngomong, Anda suka teh atau kopi? Mari ke ruangan saya, dan tunggu saya mengambil minuman Anda,” ujar Chris dengan senyum ramah.

Hanya lima menit berselang, Chris datang lagi ke ruangannya dengan sebuah teko dan gelas. Sambil berbicara, ia lalu duduk dan menuangkan kopi di gelas saya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com