Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemdiknas Undang 20 Sekolah yang Sering Tawuran

Kompas.com - 22/09/2011, 08:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) akan segera mencari jalan keluar terjadinya aksi kekerasan dan tawuran yang terjadi di kalangan pelajar. Terakhir, siswa-siswa SMA 6 melakukan pengeroyokan terhadap sejumlah wartawan pada Senin. Selain terus memantau penelusuran tim terkait aksi pengeroyokan tersebut, Kemdiknas juga berencana akan mengundang sejumlah SMA/SMK yang sering melakukan tindak kekerasan, seperti tawuran dan bullying di sekolahnya.

"Rencananya pekan depan kami akan mengundang 10 kepala SMA dan 10 kepala SMK, sejumlah pemerhati pendidikan, serta perwakilan dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk duduk bersama membicarakan permasalahan tersebut," kata Direktur Jenderal Pendidikan Menengah (Dirjen Dikmen) Kemdiknas Hamid Muhammad kepada wartawan, Rabu (21/9/2011), di Jakarta.

Namun, SMA dan SMK mana saja yang akan diundang, Hamid enggan menyebutkannya. Ia mengatakan, dengan alasan Ibu Kota yang dijadikan sebagai barometer nasional, SMA/SMK yang nantinya akan diundang untuk hadir dalam pertemuan tersebut merupakan sekolah-sekolah yang berada di wilayah DKI Jakarta.

Selain itu, sekolah-sekolah di Ibu Kota, menurut Hamid, menjadi perhatian utama karena merupakan titik yang sering mendapatkan sorotan publik.

"Jakarta adalah barometer. Kalau peristiwa seperti ini (tawuran pelajar) jadi tradisi di Ibu Kota, bukan tidak mungkin akan ditiru kota-kota lain," ujarnya.

Pertemuan yang akan digelar diharapkan dapat menjelaskan apa yang menjadi akar permasalahan mengapa tawuran dan tindak kekerasan lainnya sering terjadi di sekolah-sekolah tersebut. Ada beberapa hal yang ingin diketahui Kemdiknas terkait internal 20 sekolah tersebut, salah satunya adalah regulasi sekolah.

"Kami ingin mengetahui apakah aturan yang diterapkan di masing-masing sekolah tersebut jelas atau tidak. Kedua, mengenai bagaimana penerapan regulasi sekolah tersebut. Konsisten atau tidak," katanya.

Namun, Hamid mengakui, persoalan tawuran ini tak bisa diselesaikan dengan cepat karena sudah berlangsung lama. Sebab, hal tersebut sudah menjadi seperti budaya dan berlangsung sejak lama. "Kami akan selesaikan satu demi satu. Saya sendiri tidak akan menargetkan kapan persoalan ini bisa selesai," kata Hamid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com