Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanda Tawarkan Kerja Sama Riset

Kompas.com - 23/09/2011, 02:34 WIB

DEN HAAG, KOMPAS - Seiring era internasionalisasi pendidikan, perguruan tinggi terkemuka di Belanda siap mengembangkan kerja sama dengan perguruan tinggi Indonesia dalam hal peningkatan kualifikasi dosen dan kerja sama riset. Kultur dan tradisi akademik yang sarat kompetisi, sejarah kampus yang demikian panjang, dan prestasi setingkat Nobel, merupakan keunggulan yang siap ditularkan perguruan tinggi di Belanda kepada mitranya.

Demikian dikemukakan Presiden Universitas Groningen Sibrand Poppema kepada wartawan Kompas, Nasrullah Nara, Rabu (21/9) sore, di Groningen, Belanda.

Hal senada dikemukakan Rektor Universitas Leiden Paul F Van der Heijden sehari sebelumnya, saat bertemu Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) RI Djoko Santoso di Leiden, Belanda. Pertemuan tersebut difasilitasi Direktur Netherlands Education Support Office (Neso) untuk Indonesia Marrik Bellen serta Atase Pendidikan RI di Belanda Ramon Mohandas.

Kemaslahatan masyarakat

Poppema yang merupakan pemimpin dari perguruan tinggi yang berdiri sejak 1614, mengakui pihaknya berkepentingan dengan Indonesia yang memiliki populasi pelajar dan mahasiswa yang besar, sumber daya alam yang melimpah, dan keragaman sosial-budaya. Potensi tersebut akan lebih bermakna bagi kemaslahatan masyarakat apabila dikelola secara memadai, termasuk dalam konteks kolaborasi perguruan tinggi antarnegara.

Poppema mengingatkan, ilmu pengetahuan dan teknologi dimungkinkan berkembang apabila mendapatkan sumbangan pemikiran dari berbagai belahan dunia dan bermanfaat bagi masyarakat dunia. Itulah salah satu faktor yang mengantar fisikawan dari Universitas Groningen, Frederik Zernike, meraih hadiah Nobel tahun 1953.

Ia menyebutkan, saat ini, dari 27.500 mahasiswa di Universitas Groningen, 3.500 di antaranya merupakan mahasiswa internasional dari 115 negara, termasuk Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Australia, Jepang, Korea, China, dan Indonesia.

”Kami ingin jumlah mahasiswa internasional itu terus meningkat, termasuk dari Indonesia yang saat ini masih berkisar antara 60-80 orang,” ujar Poppema.

Sejauh ini, Universitas Groningen telah menjalin kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di Indonesia, seperti Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta), Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia (Jakarta), dan Universitas Airlangga (Surabaya). Kerja sama tersebut mencakup program doktor bidang kedokteran, teknik biomedis, dan beberapa bidang lainnya.

”Studi di Belanda tidak mesti paham bahasa Belanda. Bahasa pengantar yang digunakan dalam perkuliahan dan jurnal ilmiah adalah bahasa Inggris,” kata Poppema meyakinkan.

Tidak dibatasi

Pada saat menerima Dirjen Dikti, Rektor Universitas Leiden Paul F Van der Heijden pun mengungkapkan pentingnya tradisi akademik berskala internasional terus digalakkan.

Dirjen Dikti Djoko Santoso mengatakan, jumlah kerja sama melalui pemberian beasiswa luar negeri untuk studi di Belanda tidak dibatasi, sepanjang lulus seleksi, baik pada program master/PhD, sandwich, maupun post-doctoral.

Hingga 2010, jumlah total mahasiswa program master/PhD di Belanda mencapai 161 mahasiswa dan sandwich sebanyak 173. Adapun post-doctoral mencapai 367 mahasiswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau