Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Telantarkan Sawah

Kompas.com - 23/09/2011, 02:59 WIB

Slawi, Kompas - Kekeringan masih melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Krisis air terus menimpa. Akibatnya, para petani mulai frustrasi dan membiarkan lahannya tidak terurus.

Di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, dan sekitarnya, petani tidak mau menyedot air sumur bor untuk mengairi sawahnya. Selain karena biaya mahal, air yang ada pun berasa asin sehingga tidak bisa dimanfaatkan.

Koirul (48), petani di Desa Padaharja, Kamis (22/9), mengatakan, setelah selesai panen padi pada awal Agustus lalu, ia memilih membiarkan sawahnya seluas 2 hektar. Saat ini, sawah kering dan tanahnya merekah.

Ia memilih tidak menanami sawahnya dengan palawija karena ketersediaan air sangat tidak memadai. Apabila memaksakan diri menggunakan mesin pompa air untuk menyedot sumur bor, biaya yang dikeluarkan tinggi. ”Nanti saja, menunggu musim hujan tiba,” katanya.

Hal serupa terjadi di Cilacap. Petani enggan memanfaatkan pompa air sebagai antisipasi kekeringan yang disediakan dinas pertanian setempat. Biaya operasional pompa air tidak sebanding dengan potensi pendapatan hasil panen. Selain itu, risiko gagal panen tidak serta-merta terselamatkan dengan penyedotan air karena debit sungai juga kian menyusut.

Suparlan (43), petani Desa Kesugihan Lor, Kecamatan Kesugihan, Kamis, mengatakan, biaya yang harus dikeluarkan untuk sewa pompa air mencapai Rp 50.000 per jam, termasuk biaya bahan bakar. Padahal, untuk sawah seluas 1 hektar miliknya, paling tidak dia harus menyewa selama 6 jam.

Di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, ancaman gagal panen kian nyata akibat hujan yang tak kunjung turun. ”Seharusnya sekarang padi sudah bunting. Tetapi, karena tidak ada hujan, padi tidak berbuah,” kata Anto (34), petani di Ranomeeto. Konawe Selatan merupakan salah satu sentra penghasil beras di Sultra dengan luas areal sawah 19.400 hektar. (ENG/GRE/WIE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com