Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesulitan Air Bersih Meluas, Sumur di Pedesaan Mengering

Kompas.com - 23/09/2011, 20:24 WIB

SLAWI, KOMPAS.com — Kesulitan air bersih di Tegal, Jawa Tengah, dan sekitarnya semakin meluas. Kesulitan air bersih tidak hanya dialami masyarakat di wilayah pantai utara (pantura), tetapi juga masyarakat di wilayah Tegal bagian selatan.

Hal itu dialami masyarakat di Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, yang berjarak sekitar 15 kilometer dari jalur pantura.

Debit air sumur warga di wilayah itu mulai berkurang bahkan sebagian sudah mulai kering. Kalaupun masih menghasilkan, air yang keluar berwarna kekuning-kuningan. Air itu tidak bisa lagi dikonsumsi untuk kebutuhan minum dan memasak sehari-hari.

Sri (46), warga Desa Pagerbarang, Kecamatan Pagerbarang, Jumat (23/9/2011), mengatakan, air sumur menguning sejak Juli lalu.

”Air hanya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan mencuci dan mandi. Untuk mencuci pun kalau baju putih jadi rusak,” ujarnya.

Saat ini warga tidak bisa lagi memanfaatkan air sumur itu untuk memasak. Padahal, pada musim hujan air sumur bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk memasak, karena airnya sangat jernih.

Untuk memasak, saat ini Sri terpaksa membeli air mineral isi ulang menggunakan galon. Untuk kebutuhan memasak selama satu pekan, ia membutuhkan sekitar tiga galon seharga Rp 15.000 atau Rp 5.000 per galon.

Warga lain yang tidak memiliki cukup uang terpaksa mengendapkan air yang  berwarna kuning tersebut dan memanfaatkannya untuk memasak.

Samsuri (48), warga lainnya di Desa Pagerbarang, juga mengalami hal serupa. Bahkan, saat ini dasar sumurnya mulai kelihatan karena airnya menyusut. Sisa air yang ada di sumur juga keruh dan berwarna kuning. Padahal, pada musim hujan air sumur di wilayahnya berlebih dan kondisinya jernih.

”Sumur-sumur sekarang memang kering, apalagi yang berdekatan dengan sawah,” tutur Lani (32), warga Desa Randusari, Kecamatan Pagerbarang. Menurut dia, saat ini semua petani di wilayahnya terpaksa menyedot air sumur bor untuk mengairi sawah.

Hal itu berdampak pada sumur-sumur warga, terutama yang berdekatan dengan sawah. Air sumur menjadi berkurang dan berwarna keruh. Untuk konsumsi sehari-hari, warga terpaksa membeli atau meminta kepada tetangga di desa lain yang sumurnya masih mengeluarkan banyak air.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com