JEMBER, KOMPAS.com - Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wardiman Djojonegoro mengatakan, elektronic (e)-learning (pembelajaran elektronik) lebih gampang diterima oleh anak-anak daripada hanya membaca atau mendengar.
E-learning memudahkan anak belajar, dibandingkan belajar dengan cara konvensional. Kesukaan anak belajar dengan cara membaca hanya 10 persen, belajar dengan cara mendengar hanya 20 persen, tetapi jika belajar dengan model animasi justru kesukaannya lebih tinggi, 90 persen.
Ini diungkapkan Wardiman Djojonegoro kepada wartawan, usai seminar tentang Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Sebagai Tuntutan Global di Aula Dinas Pendidikan Jember, Jawa Timur, Senin (3/10/2011).
"E learning menggampangkan anak belajar tetapi resikonya sekolah harus menyediakan biaya, karena harus jer basuki mowo bea antara lain berupa penyediaan komputer dan internet," kata Wardiman.
Padahal belum semua sekolah sudah terjangkau oleh internet, serta sarana dan prasaran yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan e-learning.
"Sesungguhnya biaya besar untuk e-learning akan kambali, karena siswa akan mendapat ilmu pengetahuan dan akan mudah mendapatkan pekerjaan karena mutunya tinggi. Saya mendorong agar kepala dinas yang mampu menyediakan anggaran secara bertahap, supaya melaksanakan e-learning," katanya.
Sebuah daerah bisa berkembang dengan penguasaan IT dan CT, sebab sudah tidak lagi ada pembatas transport asi. Sebagai contoh Bangalore di India sekarang hasil ekspornya telah mencapai 15 miliar dollar AS, hanya dalam pengadaan perangkat lunak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.