Karangasem, Kompas -
”Harapannya, setelah bisa baca-tulis, kondisi ekonomi masyarakat juga membaik,” kata Ni Made Rahayuni, anggota Komisi IV DPRD Tabanan, Bali, sekaligus pemilik Yayasan Chandra Dewi yang menyelenggarakan program keaksaraan.
Caranya, pada setiap sesi pembelajaran keterampilan, tutor menyisipkan kata atau kalimat yang harus dibaca agar para peserta tidak menjadi buta huruf kembali.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karangasem, Bali, I Gede Ariyasa menjelaskan, program keaksaraan disisipkan ke dalam program Keluarga Harapan dan program Penanggulangan Pekerja Anak.
”Orangtua yang memiliki anak usia wajib belajar 9 tahun wajib bersekolah meski melalui Kejar Paket A, B, atau C,” kata dia di Karangasem, Jumat (14/10) pagi.
Data Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga menunjukkan, 20.827 orang dientaskan dari buta aksara pada 2009. Adapun pada 2010 jumlah orang buta aksara yang dientaskan 11.800.
Direktur Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional Ella Yulaelawati menjelaskan, Bali memiliki target penuntasan angka melek huruf pada usia 15-24 tahun di tahun 2015.