Proses penyusunan cetak biru akan dilakukan pemerintah bersama kalangan akademisi, budayawan, seniman, dan pekerja seni melalui serangkaian urun rembuk kebudayaan.
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengemukakan hal itu seusai upacara pelantikan di Istana Negara oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (19/10).
”Di cetak biru itu akan ada jenis program, kampanye, dan waktu pelaksanaan program. Intinya, siapa melakukan apa dan kapan. Nanti akan menjadi pedoman langkah pembangunan kebudayaan bagi semua,” ujarnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh menambahkan, sampai saat ini cetak biru belum ada karena masih menunggu urun rembuk dengan para pemangku kepentingan kebudayaan. Dalam dua bulan ke depan, pemerintah akan menyelenggarakan urun rembuk kebudayaan secara berseri. Hasil urun rembuk itulah yang akan menjadi cetak biru.
”Pokoknya semua pihak terkait kita mintai pendapatnya agar semua tahu arah kebijakan kita nanti,” ujarnya.
Cetak biru itu merupakan tahap awal penyusunan strategi pembangunan nasional kebudayaan yang berdasarkan pada lima pilar penting, yakni pilar karakter dan jati diri, pilar sejarah, warisan, dan karya budaya, pilar diplomasi budaya, pilar pembangunan sumber daya manusia dan kelembagaan budaya, serta pilar sarana dan prasarana budaya.
Terkait dengan berubahnya Kementerian Pendidikan Nasional menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nuh menjelaskan ada dua agenda penting yang harus segera selesai, yakni keorganisasian dan substansi. Untuk urusan kebudayaan akan ditangani Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan.(LUK)