Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinggi, Angka Anak Putus Sekolah di Pekanbaru

Kompas.com - 20/10/2011, 12:54 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com - Data Dinas Sosial Kota Pekanbaru menunjukkan anak putus sekolah di ibukota Provinsi Riau tersebut masih terbilang tinggi, yakni mencapai 1.293 orang. Kepala Bidang Pelayanan dan Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Pekanbaru Saharuddin mengatakan, angka ini mengindikasikan masih banyaknya masalah di dunia pendidikan.

"Jumlah anak putus sekolah berdasarkan data tahun 2010 ini mengindikasikan kita masih menyisakan banyak masalah dalam dunia pendidikan," kata Saharuddin, Kamis (20/10/2011).

Sebanyak 1.293 anak putus sekolah itu tersebar di 12 kecamatan Kota Pekanbaru. "Jumlah anak yang paling banyak putus sekolah di Kota Pekanbaru, kebanyakan ada di usia Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)," ujarnya.

Tingginya angka putus sekolah ini, menurutnya, karena terbentur biaya pendidikan. Khususnya, untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih karena membutuhkan dana yang semakin tinggi. Saharudin mengatakan, daerah kecamatan yang paling banyak anak putus sekolah berada di daerah pinggiran kota Pekanbaru.

"Selengkapnya, angka putus sekolah paling banyak terdapat di Kecamatan Tampan, berjumlah 251 orang dan di Kecamantan Tenayan Raya ada 240 orang," ungkapnya.

Kedua kecamatan itu berada di pinggiran kota. Sementara, kecamatan dengan angka anak putus sekolah paling sedikit adalah Kecamatan Lima Puluh yaitu sebanyak 31 orang. Untuk mengatasi penyebab utama anak telantar dan putus sekolah di Pekanbaru, kata Saharuddin, dibutuhkan atensi khusus, terutama yang berhubungan dengan kemampuan ekonomi orangtua.

"Kebanyakan orang tua tidak mampu atau tak punya biaya untuk meneruskan pendidikan anaknya. Mengingat semakin tinggi jenjang pendidikannya, kian mahal pula ongkosnya," jelasnya.     Bagi ribuan anak putus sekolah ini, Dinas Sosial akan memberikan pelatihan-pelatihan. "Salah satu contoh pelatihan yang dilaksanakan di Dinas Sosial, yakni menggelar di bidang ketrampilan perbengkelan sepeda untuk anak usia 15-18 tahun. Sedangkan pelatihan untuk anak di bawah umur 10 tahun berupa kerajinan tangan," kata Saharuddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com