Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Polisi Mengurusi Sekolah Rusak

Kompas.com - 28/10/2011, 03:38 WIB

Sekolah Dasar Negeri 3 Cimahpar di Kota Bogor, Jawa Barat, berada di perbatasan antara Kota dan Kabupaten Bogor. Dua tahun terakhir tak ada renovasi di sekolah itu. Tiga ruang kelas rusak dengan plafon bolong, sementara cat tembok di ruangan lainnya sudah kusam.

Namun, Kamis (27/10) pagi, kesan kusam sekolah itu berubah. Cat tembok hingga genting sudah diperbarui. Taman kecil pemagar ruang kelas tertata apik. Tidak ada lagi ruang kelas yang plafonnya bolong-bolong. Sebuah perpustakaan knockdown, yang bisa dibongkar pasang, terpajang di halaman sekolah.

”Sekarang lebih bagus. Dulu kalau hujan kelas suka bocor. Kamar mandinya juga dulu kotor,” tutur Susanti (12), yang diiyakan oleh Ariska (12), keduanya siswi kelas VI B di sekolah itu.

Hari itu Susanti dan Ariska berbaris bersama teman-teman satu sekolahnya untuk menyambut tamu undangan yang mengusahakan sekolah mereka menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Namun, mereka harus bersabar karena acara mundur 3,5 jam dari jadwal semula. Hal itu disebabkan Kepala Polda Jawa Barat Inspektur Jenderal Putut Eko Bayuseno, yang menjadi tokoh utama acara itu, ”agak” terlambat karena ada kegiatan yang tak bisa ditunda.

Pembenahan bangunan SDN 3 Cimahpar adalah bagian dari Program Polisi Peduli Pendidikan yang digagas Polda Jabar. Kepolisian resor di wilayah Polda Jabar diminta mengajak para pengusaha menyisihkan sebagian dana tanggung jawab sosial perusahaan untuk merenovasi bangunan sekolah yang rusak tetapi belum terjamah bantuan pemerintah.

Di Kota Bogor, polisi menghimpun sembilan perusahaan untuk memperbaiki 30 SD, 1 TK, dan 1 SMP. Anggaran dan pelaksanaan dilakukan sepenuhnya oleh pengusaha. Sementara polisi hanya membantu pelaksanaan dan mengawasi pembangunannya, serta bersama pengusaha mencari sekolah yang perlu bantuan.

Di Kabupaten Bogor, polisi menghimpun 12 perusahaan yang mengumpulkan dana sekitar Rp 1,7 miliar. Dana itu sudah disalurkan untuk memperbaiki 22 sekolah yang rusak, baik SD maupun SMA.

Kepala Polres Bogor Kota Ajun Komisaris Besar Hilman mengatakan, selain bermitra dengan perusahaan swasta, pihaknya juga mengajak perusahaan negara, seperti PT PLN dan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, karena ada beberapa sekolah yang belum teraliri listrik dan air bersih.

Bagi sekolah, bantuan itu sangat berarti. Di SDN 3 Cimahpar, misalnya, tiga ruang kelas yang digunakan siswa kelas V dan VI rusak. Namun, pihak sekolah baru sadar tingkat kerusakannya parah ketika mendapat bantuan program itu.

”Waktu membongkar plafon, baru kelihatan kayu-kayu penyangga atap rusak parah karena keropos. Beruntung atap itu tidak sampai ambruk,” kata Kepala SDN 3 Cimahpar WS Kuswandi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com