Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Undip Tambah Tiga Guru Besar

Kompas.com - 29/10/2011, 22:27 WIB
M.Latief

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com — Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, mengukuhkan tiga guru besarnya dari dua fakultas berbeda. Ketiga guru besar itu adalah Prof Suripin dari Jurusan Teknik Sipil, Prof Abdullah dari Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, serta Prof Abdul Rohman dari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Undip.

"Kami berharap ketiga guru besar baru ini semakin memperkuat bidang keilmuan di Undip," kata Rektor Undip Prof Sudharto P Hadi seusai pengukuhan ketiga guru besar itu di Semarang, Sabtu (29/10/2011).

Pada pidato pengukuhannya, Prof Suripin menyampaikan tema tentang "Adaptasi Pengelolaan Sumber Daya Air terhadap Pemanasan Global". Paparannya menekankan tentang pentingnya air untuk dikelola secara efektif.

Ia menjelaskan, jumlah air di bumi relatif tetap dari masa ke masa. Namun, kebutuhan air semakin meningkat seiring pertambahan penduduk, yang diperparah dengan eksploitasi manusia atas sumber daya alam. Akibatnya, kata dia, terjadi berbagai bencana yang kerap berkaitan dengan sumber daya air, seperti banjir, kekeringan, tanah longsor, sedimentasi sungai, pendangkalan waduk, dan penurunan muka tanah.

Dampak pemanasan global, kata guru besar kedua di Jurusan Teknik Sipil Undip itu, tentunya sangat dirasakan Indonesia sebagai negara kepulauan sehingga harus diantisipasi dengan mengadaptasi pengelolaan sumber daya air. Ia mencontohkan, pengelolaan air hujan dengan cara menampung dan "memanennya" jika membutuhkan termasuk salah satu bentuk adaptasi pengelolaan sumber daya air yang bermanfaat mencegah risiko bencana.

"Masyarakat bisa menampung air hujan dengan berbagai cara, setelah itu tinggal ’memanennya’ untuk keperluan sehari-hari. Saya yakin kualitas air hujan lebih baik dibandingkan air sungai," kata Suripin.

Sementara itu, Prof Abdullah mengangkat pidato pengukuhan tentang "Rekayasa Bioproses untuk Produksi Asam Laktat dari Limbah Nanas". Ia menjelaskan, nanas adalah komoditas yang unggul dan diminati secara luas oleh seluruh masyarakat.

"Produksinya setiap tahun selalu meningkat, termasuk di Indonesia. Beberapa perusahaan pengolahan nanas di Indonesia juga berskala besar, dan tentunya turut menyumbang limbah dalam jumlah besar," katanya.

Limbah dari industri pengolahan nanas, kata guru besar kesembilan di Fakultas Teknik dan keempat di Jurusan Teknik Kimia Undip ini, berupa kulit nanas, atau jonggol kurang lebih 135.000 ton per tahun.

"Kalau limbah nanas itu dibiarkan, akan memunculkan problem lingkungan, kesehatan, dan sosial. Namun, perkembangan bioteknologi mampu mengolah limbah itu menjadi produk bermanfaat, yakni asam laktat," kata Abdullah.

Sementara itu, Prof Abdul Rohman dari Fakultas Ekonomi mengangkat pidato pengukuhan bertema "Penguatan Sistem Pengawasan Keuangan Daerah dalam Mewujudkan Good Government Governance".

"Good governance itu membutuhkan penguatan sistem akuntansi dan sistem pengendalian yang memadai. Ini memang tantangan bagi pemerintah daerah dan pusat," kata guru besar ke-12 FE Undip tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com