Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rehabilitasi Sekolah Terhambat Dana

Kompas.com - 04/11/2011, 22:27 WIB
Luki Aulia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana rehabilitasi gedung SD dan SMP masih terhambat persoalan teknis penyaluran dana dari kas negara ke sekolah.

Beberapa sekolah seperti di SMPN 6 Kupang, NTT, belum menerima dana rehabilitasi karena rekening sekolah yang sudah tidak aktif. Akibatnya, dana kembali ke kas negara.

Hal itu dikemukakan Taufik Hanafi, staf ahli Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Sosial dan Ekonomi Pendidikan, Jumat (4/11/2011), di Jakarta.

"Informasi rekening sekolah yang diberikan sekolah, salah. Sekolah tidak tahu jika rekeningnya sudah mati. Uang kembali ke kas negara dan bisa dikirim lagi tapi butuh waktu," ujarnya.

Sampai sejauh ini dana yang sudah disalurkan untuk SD sebesar Rp 395 miliar, dari total dana Rp 617 miliar (63,9 persen). Adapun total dana untuk SMP sebesar Rp 129 miliar, dan 95,6 persen sudah disalurkan.

Jumlah sekolah yang akan direhabilitasi 3.020 sekolah masing-masing 2.419 SD dan 601 SMP. Dari total sekolah itu, 193 SD (18 persen) dan 43 SMP (50 persen) sudah memulai pembangunan gedungnya.

"Di SD Asam Tiga Kupang dan SDN 1 Babakan Madang Bogor sudah pasang fondasi. Pengerjaannya bekerjasama dengan TNI dan perguruan tinggi untuk pendampingan agar struktur bangunan aman," kata Kasubdit Program Direktorat Pembinaan SD, Samino.

Samino juga mengakui banyaknya sekolah yang keliru memberikan informasi rekening sekolah. Namun kesalahan itu sudah ditangani, dan akhir minggu ini akan dicairkan dana sekitar Rp 61 miliar setelah proses penandatanganan nota kesepahaman selesai.

Dari hasil pemantauan akhir pekan lalu di Bogor, Serang, dan Kupang, Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Kemdikbud, Didik Suhardi, mengaku proses rehabilitasi di Kupang agak terlambat karena kondisi wilayah yang sulit.

"Di Serang sudah jalan 40-55 persen. Janjinya, akhir November selesai. Batas akhirnya tanggal 31 Desember. Bisa saja meleset kalau hujan terus menerus," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com