Jakarta, Kompas -
Taufik Hanafi, Staf Ahli Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Sosial dan Ekonomi Pendidikan, mengatakan hal itu, Jumat (4/11), di Jakarta. ”Sekolah tidak tahu jika rekeningnya sudah mati. Akibatnya, uang kembali ke kas negara. Uang bisa dikirim lagi ke sekolah bersangkutan, tetapi butuh waktu,” ujarnya.
Sampai saat ini dana rehabilitasi sekolah yang sudah disalurkan untuk SD Rp 395 miliar dari total dana Rp 617 miliar (63,9 persen). Adapun total dana untuk SMP sebesar Rp 129 miliar dan 95,6 persen sudah disalurkan. Jumlah sekolah yang akan direhabilitasi 3.020 sekolah, terdiri atas 2.419 SD dan 601 SMP. Dari total sekolah itu, 193 SD (18 persen) dan 43 SMP (50 persen) sudah memulai pembangunan gedungnya.
Kasubdit Program Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Samino meluruskan pemberitaan yang menyebutkan belum ada pembangunan fisik di SD Negeri Asam Tiga Kupang (Kompas, 3/11). Menurut dia, di SDN Asam Tiga Kupang dan SDN 1 Babakan Madang, Bogor, saat ini sudah dipasang fondasi. ”Pengerjaannya bekerja sama dengan TNI dan perguruan tinggi untuk pendampingan agar struktur bangunan aman,” kata dia.
Kepala Bidang Pencitraan Publik Kemdikbud Purwanto mengatakan, setiap hari dilibatkan 30 personel TNI untuk pembangunan SD. Adapun untuk SMPN 6 Kupang dan SMPN 15 Kupang, karena salah nomor rekening, dananya dikembalikan, tetapi sekarang ini sudah dicairkan lagi.
Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Kemdikbud Didik Suhardi mengaku proses rehabilitasi di Kupang agak terlambat karena kondisi wilayah yang sulit.