Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unggas Indonesia Lebih Banyak Diteliti Ornitolog Asing

Kompas.com - 10/11/2011, 15:56 WIB
Nina Susilo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penelitian tentang unggas di Indonesia dimulai sejak beberapa ratus tahun lalu. Namun, sebelum 1960, penelitian ini dilakukan ornitolog-ornitolog asing.

Hal ini disampaikan Prof Soekarja Somadikarta dalam pidato ilmiah sebelum menerima Habibie Award, Kamis (10/11) di Jakarta. Menurut Guru Besar FMIPA Universitas Indonesia ini, identifikasi burung-burung dimulai dari berbagai candi di Pulau Jawa.

Steinmann pada 1934 mengidentifikasi 12 burung tergambar di relief candi. Merak Jawa (Pavo muticus) pada relief Candi Borobudur dari tahun 800 M, sedangkan relief kasuari (Casuarius) ditemukan di Candi Penataran dari tahun 1100.

Pada literatur China, banyak ditemukan laporan tentang jenis-jenis burung yang berasal dari Indonesia. Contohnya, pada lukisan dari zaman Hui Zong di Dinasti Song Barat tahun 1101-1125 terdapat lukisan parkit lima warna, hewan endemik Indonesia.

Sepanjang 1627-1702, Rumphius menuliskan sekitar 50 spesies burung. Adapun pada 1758-1960 banyak taksa burung baru dan semua ditemukan ornitolog asing.

"Sebelum 1960, memang tidak ada kesempatan untuk belajar dan berkembang di zaman Kolonial Belanda dan penjajahan Jepang. Baru setelah 1950 pemerintah mulai mengirimkan mahasiswa ke Negeri Belanda dan negara-negara lain dan kini hasilnya sudah dapat dipetik. Tulisan ilmiah terkait ornitologi mulai meningkat tajam tahun 1994-2004 dengan 967 penulis," tutur Soekarja, ornitolog kelahiran 21 April 1930.

Selain Soekarja Somadikarta, penerima Habibie Award 2011 adalah Prof Sajogyo yang dikenal sebagai profesor sosiologi pedesaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com