Mereka saling berbagi kabar. Mereka yang datang itu tak hanya berasal dari kawasan Jabodetabek, tetapi juga dari Bandung. Ada teman yang dulu masih siswa SMA, kini sudah menjadi mahasiswa. Ada sahabat yang dulu mahasiswa, sekarang sedang merintis usaha menjadi seorang
Di samping mereka yang memang sudah saling mengenal satu sama lain lewat berbagai kegiatan Kompas MuDA selama ini, ada pula pemuda-pemudi (ceilah!) yang menjadi wajah baru dalam acara tersebut.
Mereka adalah 23 orang yang terdiri dari siswa SMA dan mahasiswa se-Jabodetabek yang terpilih menjadi volunter Kompas MuDA
Bagaimana rasanya terpilih menjadi volunter? ”Senang banget. Enggak nyangka bisa terpilih,” kata Gilang, siswa SMA Negeri 1 Karawang, Jawa Barat.
Ia mendapat info adanya lowongan menjadi volunter dari membaca harian
Jarak antara pusat kegiatan di Jakarta dan rumahnya di Karawang, yang harus ditempuh sekitar dua jam perjalanan naik mobil itu, tak menjadi halangan bagi Gilang untuk mengikuti kegiatan Kompas MuDA Creativity.
Apalagi ada teman satu sekolahnya, Tiara, yang sama-sama terpilih menjadi volunter. ”Tadinya saya enggak tahu kalau ada teman satu sekolah yang sama-sama terpilih menjadi volunter,” ujar Tiara.
Meski masih siswa SMA, baik Gilang maupun Tiara mengaku bakal terlibat penuh dalam kegiatan Kompas MuDA Creativity. ”Soal waktu bisa diatur, yang penting (kegiatan ini) enggak sampai mengganggu waktu belajar di sekolah,” kata Gilang menambahkan.
Acara
Namanya juga kumpul-kumpul, di sini pun tersedia makan malam serta penampilan dari LNG band, Aboy & D'Crop Band, para volunter, magangers, dan bintang tamu penyanyi, Calvin Jeremy.
Masa muda memang saat paling mengasyikkan dalam siklus kehidupan kita. Keasyikan itu sendiri bisa berarti banyak, tergantung dari sudut pandang masing-masing individu. Namun, bagi volunter Kompas MuDA tahun 2010, rasa senang di hati muncul saat mereka berhasil membuat taman bacaan yang sampai sekarang tetap bisa dinikmati sebagian warga di 8 kota di Indonesia.
Nah, untuk program tahun ini, Kompas MuDA bersama Pertamina Foundation dan didukung Teh Kotak berencana mengajak MuDAers kembali ke alam dengan menciptakan kebun raya mini. Insya Allah, kebun raya mini ini bakal terwujud di 9 kota, yakni Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Makassar, Palembang, Medan dan di kawasan Jabodetabek.
Isu memperbaiki lingkungan hidup (mau enggak mau) tetap menjadi perhatian kita. Sebab, semakin hari, kondisi lingkungan kita semakin ”tak sehat”. Hutan tropis pun semakin habis ditebang.
Lendo Novo dari Pertamina Foundation mengatakan, Indonesia sebagai pemilik hutan tropis terbesar di dunia menyumbang 40 persen oksigen bagi makhluk hidup di bumi. Sayangnya, kerusakan hutan itu mengakibatkan pasokan oksigen semakin berkurang. Bila kondisi ini dibiarkan, kita sendiri yang bakal merasakan dampaknya.
Itu sebabnya, kita harus segera memperbaiki kerusakan lingkungan itu. Ini bisa dilakukan mulai dari lingkungan kita masing-masing. Cara paling mudah adalah dengan menanam pohon. Apa yang dikatakan Lendo Novo itu didukung Adi Barnas, Beverage Category Manager Teh Kotak.