Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Menyerah, Beasiswa itu Bukan Bunga Tidur!

Kompas.com - 18/11/2011, 13:06 WIB
Indra Akuntono

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan adalah keinginan banyak orang. Terlebih ketika kita mendapatkan beasiswa tersebut di luar negeri. Rasanya, bak bunga tidur yang tiba-tiba menjadi kenyataan.

Team Coordinator Education Promotion Netherlands Education Support Office (NESO) Indonesia, Ariono Hadipuro, atau mengatakan, sangat disayangkan banyak pelajar pencari beasiswa yang tidak melanjutkan usahanya. Dalam arti, lanjut dia, usaha mereka umumnya hanya terhenti setelah mendapatkan banyak informasi mengenai beasiswa.

Menurutnya, keinginan melanjutkan studi di luar negeri, khususnya melalui kesempatan beasiswa, tidak akan tercapai jika pelajar yang bersangkutan enggan melakukan usaha lebih. Beasiswa hanya impian yang masih menggantung di langit-langit benaknya.

"Beasiswa itu bukan sesuatu yang dibagi-bagikan, harus ada usaha lebih," ujar pria yang akrab disapa Ono ini, kepada KOMPAS.com di sela pelaksanaan European Higher Education Fair (EHEF), di Aston Grand City Hall Hotel, Medan, Selasa (15/11/2011) lalu.

Setelah mendapatkan informasi yang cukup mengenai beasiswa, langkah awal harus dilakukan adalah mempersiapkan kecakapan bahasa. Bahasa Inggris, misalnya. Karena menurutnya, kendala orang Indonesia itu umumnya terletak pada kesiapan bahasa Inggris sehingga menjadi salah satu hal yang perlu diperkuat.

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan berbagai dokumen. Ono menegaskan, harus dibedakan antara dokumen untuk mendaftar ke universitas dengan dokumen untuk "melamar" beasiswa.

"Karena mendaftar beasiswa itu suatu hal yang berbeda. Orang harus punya semangat melakukannya, termasuk ketika membuat motivation statement, karena ada motivation statement untuk daftar ke universitas dan ada juga yang untuk mendaftar beasiswa," ungkapnya.

Jangan menyerah

Untuk mendaftar ke universitas, umumnya para pelajar harus menyiapkan transkip dalam bahasa Inggris, menyiapkan surat rekomendasi dari dosen, membuat motivation statement yang jelas, serta hasil tes TOEFL. Setelah itu, para pelajar yang diterima di universitas pilihannya akan mendapatkan surat yang menyatakan dirinya diterima di universitas tersebut.

"Surat itulah yang nantinya akan menjadi salah satu dokumen terpenting, dan modal utama yang akan berguna ketika hendak mendaftar beasiswa," kata Ono.

Ia menambahkan, selanjutnya yang harus diperhatikan adalah, setiap beasiswa memiliki karakter tersendiri. Untuk itu, pelajar harus mengenali dan mempelajari betul secara detail, apakah mereka bisa langsung daftar beasiswanya, atau ada yang harus mendaftar ke universitasnya terlebih dahulu.

"Khusus untuk Belanda, tahapnya adalah harus diterima di salah satu universitas sebelum mendaftar pengajuan beasiswa," ujarnya.

Jadi, lanjut Ono, jika ada orang yang bertanya cara mendapatkan beasiswa, maka hanya ada satu jawabannya, yaitu daftar.

"Ada orang yang bilang mendapatkan beasiswa itu susah, kita tak akan pernah tahu kalau kita tidak mencobanya. Jangan menyerah sebelum mencoba, karena kita tidak akan tahu dan itu sama saja dengan melewatkan kesempatan besar," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau