Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Militer Mesir Janji Serahkan Kekuasaan Tahun Depan

Kompas.com - 23/11/2011, 15:07 WIB

KAIRO, KOMPAS.com — Dewan Militer Mesir dipaksa untuk membuat konsesi besar pertama. Dewan itu berjanji untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintahan sipil pada musim panas tahun depan. Janji tersebut demi meredakan kemarahan para demonstran yang terus membengkak di pusat kota Kairo. Demikian menurut laporan The Telegraph, Rabu (23/11/2011).

Keteguhan militer akhirnya mulai goyah berhadapan dengan demonstrasi besar rakyat yang kembali turun ke Lapangan Tahrir sejak revolusi rakyat pada Februari lalu yang sukses menggulingkan Hosni Mubarak. Selama berhari-hari, para jenderal Mesir berusaha membungkam protes rakyat dengan menggunakan kekuatan bersenjata. Namun, dengan hampir 100.000 orang yang berkumpul di Lapangan Tahrir saat malam, jumlah terbesar sejauh ini sejak kekerasan meletus lagi di kota itu Sabtu lalu, militer tiba-tiba mengubah taktik.

Setelah kemarin seharian membahas krisis itu dengan para pemimpin partai dari seluruh spektrum politik Mesir, Panglima Tertinggi Jenderal Hussein Tantawi, pemimpin dewan militer yang kini berkuasa, muncul untuk pertama kalinya sejak kerusuhan dimulai. Ia berjanji, militer akan mempercepat proses transisi negara itu ke pemerintahan sipil.

Dia mengatakan, proses transisi itu akan berakhir dengan pemilihan presiden pada akhir Juni tahun depan. Pemilihan pertama parlemen akan berlangsung sesuai jadwal semula, yaitu Senin depan. Dia juga mengisyaratkan kesediaannya untuk menanyakan kepada rakyat Mesir apakah tentara harus segera menyerahkan kekuasaan dalam sebuah referendum.

Berdasarkan rancangan awal militer, pemilihan presiden mungkin belum akan terjadi hingga tahun 2013.

Jenderal Tantawi menegaskan, paket yang dijanjikan tersebut membuktikan bahwa ia dan rekan-rekannya sesama perwira militer tidak pernah menginginkan sesuatu yang lebih selain memandu negara itu menuju negara demokratis. "Militer, yang diwakili oleh dewan tertingginya, tidak bercita-cita untuk memerintah," kata Tantawi dalam pidato televisi.

Namun tetap tidak jelas, apakah tawaran itu akan menenangkan para pengunjuk rasa yang berkumpul di Lapangan Tahrir. Mereka tidak menunjukkan kesediaan untuk pulang ke rumah. Banyak dari mereka menganggap janji Tantawi itu hanya sebagai taktik mengulur-ulur waktu. Para pengunjuk rasa mengatakan, mereka hanya akan mengakhiri protes jika militer setuju untuk segera turun dari kekuasaan.

"Kami tertipu sekali ketika kami berpikir bahwa kami sudah menyingkirkan kediktatoran dengan menyingkirkan Mubarak," kata Ali Hassan, seorang mahasiswa di antara para pengunjuk rasa itu. "Kami tidak akan tertipu lagi. Janji itu terlalu sedikit, sangat terlambat."

Namun, ada juga kegembiraan di alun-alun itu. Banyak yang merasakan bahwa konsesi tersebut merupakan tanda kelemahan militer dan bahwa, dengan tekanan tambahan, sisa-sisa terakhir kekuatan militer akan tumbang juga.

"Hari Jumat, militer punya kesempatan untuk menanggapi tuntutan rakyat dengan membuat konsesi dan memungkinkan transisi terjadi bertahap, tetapi mereka kehilangan kesempatan," kata Magdy Hussein, seorang aktivis oposisi. "Sekarang mereka tidak punya pilihan selain menyerahkan kekuasaan kepada dewan sipil segera. Permainan sudah berakhir."

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com