Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PENDIDIKAN

Guru Tak "Pede", Kendala Pendidikan di Pedalaman

Kompas.com - 24/11/2011, 14:35 WIB
Sabrina Asril

Penulis

PELALAWAN, KOMPAS.com - Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan merupakan salah satu kawasan pedalaman di Provinsi Riau yang berada di antara ribuan hektar kebun sawit. Untuk mencapai lokasi tersebut, butuh waktu sekitar 4 jam perjalanan darat dengan menggunakan mobil dari Pekanbaru dan tidak ada angkutan umum.

Di sana, terdapat sekitar 40 sekolah dasar (SD) yang tersebar di 15 desa di kecamatan yang ada di Ukui. Proses belajar mengajar di lokasi tersebut masih terbilang sederhana lantaran lokasinya dengan pusat kota yang sangat jauh

Desa-desa di sana dihuni oleh para penduduk yang merupakan para transmigran dari Pulau Jawa. Para penduduk di kawasan tersebut mayoritas berprofesi sebagai petani sawit, sementara sisanya ada yang menjadi guru. Dengan sulitnya akses jalan dan akses informasi di Ukui, para guru hanya melakukan kegiatan belajar seadanya.

"Kegiatan belajar di sana kebanyakan seperti zaman-zaman dulu. Guru menerangkan,  siswa mencatat," ungkap Program Director Pelita Pendidikan Tanoto Foundation, Dewi Susanti, Kamis (24/11/2011), di Ukui, Riau.

Selain itu, para guru juga tidak mengembangkan metode pengajarannya. Mereka selalu beralasan bahwa keterbatasan sarana dan prasarana yang membuat prestasi belajar tidak meningkat.

Pengurus Yayasan Credo yang bergerak di bidang Pendidikan, Dina Riyanti mengatakan, pola pikir guru-guru di pedalaman sulit diubah. Mereka perlu disadarkan pihak luar untuk bisa berpikir kreatif dalam kondisi yang terbatas.

"Kendala utama selain sarana dan infrastruktur adalah mental guru-guru itu sendiri. Mereka tidak pede (percaya diri) bersaing dengan pendidikan di kota besar. Alasan mereka, posisinya jauh dari mana-mana jadi sulit menambah wawasan," kata Dian yang pernah melatih guru-guru di wilayah pedalaman Aceh dan Sulawesi ini.

Padahal, wawasan bisa didapat dengan cara apapun.

"Biasanya kami melatih mereka walaupun fasilitas terbatas. Jauh dari kota besar bukan berarti tidak bisa. Mereka bisa manfaatkan yang ada," ujar Dian.

Guru-guru, lanjut Dian, perlu didorong untuk menemukan jawaban sendiri sampai akhirnya mereka bisa mengambil kesimpulan dan mampu memecahkannya dengan cara kreatif. Misalnya, soal rendahnya minat baca siswa. Selain karena minimnya buku di sekolah, kendala rendahnya minat baca di daerah pelosok adalah metode pengajaran guru yang menoton.

"Makanya, kami latih guru agar bisa membuat drama dari suatu pelajaran sehingga siswa antusias," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com