Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Guru Juga Momentum untuk Introspeksi

Kompas.com - 25/11/2011, 09:50 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi guru adalah cita-cita masa kecil Ahmad Yani (39). Cita-cita yang terus dipupuknya dan diwujudkan bersama perjalanan waktu. Yani telah mengabdikan diri selama 14 tahun sebagai guru Fisika di SMAN 8 Jakarta.

Ia mengungkapkan, keputusannya memilih profesi guru sebagai jalan hidup, muncul begitu saja. Alasan memilih profesi ini sangat sederhana, karena ia pernah menjadi murid dari seorang guru.

Yani mengakui, sosok para guru yang membimbing dan menempanya di bangku sekolah memberikan banyak inspirasi pada kehidupannya. Saat di bangku sekolah, ia sangat menikmati waktu belajar yang dilaluinya. Menurutnya, para guru yang membimbing memberikan ketauladanan untuk menjaga kesederhanaan dan menjadi teladan.

"Prosesnya, dari melihat kehidupan guru-guru saya, karena kedua orangtua saya bukan guru. Di keluarga besar ada yang menjadi guru, tetapi hanya sebatas guru mengaji," katanya, Rabu (23/11/2011), di SMAN 8, Jakarta.

Proses keguruannya dimulai dengan menempuh program studi Keguruan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Lalu, pria yang akrab disapa Pak Acil ini melanjutkan S-2-nya di Universitas Indonesia dengan program studi Material Sains.

Rasa cintanya pada profesi guru membuatnya rela menempuh jarak puluhan kilometer dari Cilangkap menuju sekolahnya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Setiap pagi, bahkan sebelum matahari benar-benar menampakkan sinarnya.

Pada tahun 2010 lalu, ia menempati posisi ketiga guru berprestasi se-Jakarta Selatan, setelah melewati serangkaian tes akademik, wawancara, psikotes, dan presentasi.

Di luar jam mengajar, pria kelahiran Pekalongan ini juga tak segan meladeni para siswa dan siswinya yang ingin bertanya, berdiskusi tentang mata pelajaran yang diajarnya. Karena dikenal ramah dan memiliki cara penyampaian materi pelajaran yang mudah dicerna, pada 2004 lalu, ia terpilih menjadi guru favorit pilihan siswa-siswi SMAN 8, Jakarta.

"Saya senang cara siswa menghargai saya. Bagaimana mereka saling mendahulukan untuk mendapat kursi di depan waktu jam pelajaran saya," ungkapnya.

Menurutnya, melalui momentum Hari Guru Nasional 2011, ia mengajak seluruh guru untuk melakukan introspeksi, tentang sejauh mana kebaikan yang telah diberikan kepada para muridnya.

Baginya, mengajar adalah ibadah. Maka, ia bertekad untuk terus memberikan yang terbaik untuk siswa-siswinya. Menurutnya, para guru juga harus siap untuk berusaha lebih baik setiap harinya dan meningkatkan kebanggaan terhadap profesi keguruannya.

"Rasa senang datang ketika murid kita berhasil menjadi orang yang berguna. Para guru harus sadar, apa yang dilakukannya adalah sebuah tindakan yang terpuji. Biarkan kebaikan itu lahir dan bersemayam dalam diri," kata Yani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com