Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPB Rehabilitasi Bekas Lahan PT Holcim

Kompas.com - 06/12/2011, 04:15 WIB

bogor, kompas - Institut Pertanian Bogor dan PT Holcim Indonesia Tbk, Senin (5/11), menandatangani nota kesepahaman untuk merehabilitasi lahan bekas lokasi penambangan pasir silika seluas 76 hektar di Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Lahan bekas lokasi penambangan milik PT Holcim itu akan dijadikan hutan pendidikan sekaligus pusat pelatihan dan penelitian tanaman hutan.

”Dalam konsep kerja sama itu, kami akan membantu PT Holcim merehabilitasi lahan bekas pertambangan milik mereka. Sekarang tinggal nota kesepahaman di tingkat Fakultas Kehutanan,” tutur Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto di Kota Bogor, Senin (5/11).

Penandatanganan kerja sama itu dilakukan di Kampus IPB Dramaga. PT Holcim diwakili Manufacturing Director Lilik Unggul Rahardjo, sedangkan IPB diwakili Dekan Fakultas Kehutanan Prof Dr Bambang Heru Sahardjo. Adapun lahan bekas penambangan pasir silika yang merupakan salah satu bahan baku semen itu berakhir surat izin penambangan daerahnya pada akhir tahun 2010.

Target tiga tahun

Lilik menuturkan, pada awal 2011 pihaknya sudah memulai tahap reklamasi. Dia menilai, dengan menjadikan bekas lahan pertambangan itu sebagai hutan pendidikan, masyarakat akan memperoleh manfaat lebih banyak. Hutan pendidikan itu direncanakan terealisasi dalam waktu tiga tahun mendatang.

Sementara itu, masih terkait dengan rehabilitasi dan pemulihan hutan, Kementerian Kehutanan mengumpulkan ratusan peneliti kehutanan di Kota Bogor dalam pertemuan bertajuk ”Strengthening Forest Science and Technology for Better Forestry Development”.

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan berharap inovasi sektor kehutanan bisa membantu memperbaiki kondisi hutan di Indonesia. Sebab, dalam salah satu penelitian yang dipaparkan pada seminar di Kementerian Kehutanan, dikatakan, setidaknya butuh waktu 165 tahun untuk mengembalikan kondisi hutan di Indonesia seperti semula. Itu pun dengan catatan tidak ada eksploitasi hutan dan tidak ada inovasi atau sesuatu yang baru.

Zulkifli juga akan melibatkan perguruan tinggi untuk mendorong inovasi kehutanan. Salah satu caranya dengan memberi insentif. Provinsi yang memiliki universitas dengan fakultas kehutanan bisa diberi 1.000-2.000 hektar kawasan hutan tujuan khusus. Hutan itu bisa digunakan untuk penelitian pembibitan.

Menteri Negara Riset dan Teknologi Gusti M Hatta yang juga menghadiri pertemuan itu menyampaikan, kementeriannya sedang mendorong konsorsium riset yang melibatkan pengembang teknologi, regulator, dan pengguna. Dia mengaku, kegiatan penelitian dan pengembangan untuk mewujudkan pengelolaan hutan yang lestari dan berkelanjutan sudah dilakukan Kementerian Ristek. Sebagai contoh, penelitian bibit tumbuhan mandiri di lahan-lahan kehutanan yang miskin unsur hara.

”Saat ini tantangan terbesar untuk meningkatkan kontribusi teknologi dalam rangka menyejahterakan rakyat ialah mengubah pola pikir pengembang teknologi,” tuturnya, sambil menambahkan, peneliti harus berorientasi pada kebutuhan dan persoalan nyata yang dihadapi masyarakat. (GAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com