JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap tahunnya, sekitar 200 beasiswa bagi dosen tetap perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) "terbuang" sia-sia. Apa sebabnya?
Direktur Kependidikan dan Tenaga Pendidikan Direktoran Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Supriadi Rustad mengungkapkan, setiap tahunnya tersedia alokasi 1000 beasiswa untuk dosen. Namun, hanya sekitar 800 kandidat yang berhasil lolos. Selebihnya, tidak memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan.
"Iya, ada 200 beasiswa untuk dosen tidak ada kandidatnya. Padahal, setiap tahun 1000 orang dosen bisa dikirim ke luar negeri untuk beasiswa studi. Sekarang bukan lagi kandidat mencari beasiswa, tetapi beasiswa mencari kandidat," kata Supriadi, seusai pembukaan penguatan kemitraan universitas AS dan Indonesia, di Jakarta, Kamis (8/12/2011).
Alokasi 200 beasiswa yang tidak terserap ini, akhirnya dikembalikan ke negara.
Kemampuan bahasa Inggris
Persoalan besar yang menjadi hambatan para dosen, menurut Supriadi, karena kemampuan bahasa Inggris yang tidak memenuhi persyaratan. Padahal, sudah diberikan keleluasaan mengenai bidang studi yang dapat dipilih.
"Tidak ada pembatasan bidang studi dan tidak ada bidang yang diprioritaskan. Tetapi, memang terhambat mengenai skor IELTS atau TOEFL-nya," ujarnya.
Rata-rata, lanjut Supriadi, kemampuan bahasa Inggris para dosen yang mendaftarkan diri, memiliki IELTS kurang dari 6. Biasanya, persyaratan untuk studi di luar negeri antara 6,5-7. Untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris para dosen tersebut, Kemdikbud akan mengadakan pelatihan bahasa Inggris.
"Padahal, urusan peningkatan kemampuan itu kan seharusnya urusan personal dosennya, tetapi kami adakan pelatihan untuk membantu," kata dia.
Tahun 2012 mendatang, pelatihan bahasa Inggris bagi 500 dosen akan digelar disejumlah universitas, diantaranya, Universitas Negeri Makassar, Universitas Indonesia (Jakarta), Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Brawijaya Malang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.