Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rp 1,8 Triliun untuk Peningkatan Lembaga PAUD

Kompas.com - 11/12/2011, 15:29 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Pendidikan Nasional akan menggelontorkan dana sebesar Rp 1,8 triliun untuk mendorong terciptanya peningkatan mutu dan akses PAUD yang terpadu dengan tempat pendidikan anak dan lembaga keagamaan, serta jaminan kesejahteraan bagi para tenaga pendidiknya.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Kemdiknas Hamid Muhammad mengatakan, konsentrasi pemerintah pusat terhadap PAUD merupakan salah satu upaya mempersiapkan 100 tahun Indonesia merdeka pada tahun 2045. Menurutnya, generasi mendatang sangat ditentukan oleh pendidikan bermutu yang diterapkan sejak usia sedini mungkin.

"Pusat (Kemdikbud) menyiapkan Rp 1,8 triliun untuk PAUD, kabupaten/kota juga mulai memiliki anggaran untuk itu. Jangan lupa, jika 99 persen PAUD adalah milik masyarakat dan mereka yang memiliki budget lebih besar," kata Hamid, di Gedung Kemdiknas, Jakarta, Jumat lalu.

Ia menjelaskan, pemerintah pusat telah menyiapkan berbagai program untuk peningkatan akses lembaga PAUD, termasuk jaminan kesejahteraan para tenaga pendidiknya.

Untuk peningkatan akses, Kemdiknas akan segera membuat  program rintisan PAUD untuk daerah-daerah terpencil dan kurang mampu, serta mendorong lembaga-lembaga PAUD nonformal menjadi taman kanak-kanak (TK).

"Jika kita melakukan itu, kita akan memiliki 65.000 TK. Jika dikali 20 anak per-TK, kita akan memiliki 1,2 juta tambahan siswa," jelasnya.

Tak hanya itu, Kemdiknas  juga akan membangun gerakan PAUD berbasis lembaga keagamaan yang memanfaatkan tempat peribadatan untuk menunjang kegiatan pembelajarannya. Menurutnya, gerakan ini akan sangat bermanfaat. Jika menggunakan 100.000 tempat ibadah untuk menampung masing-masing 20 anak, jumlah anak-anak yang terlibat dalam kegiatan tersebut akan mencapai dua juta orang.

"Tidak hanya itu, standar pelayanan minimal juga ditetapkan agar layanan PAUD tidak sekedarnya dan bisa maksimal. Walau pendekatan di setiap daerah berbeda, tapi tetap menggunakan standar kurikulum yang seragam," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com