SANGATA, KOMPAS.com — Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, akan menghentikan bantuan beasiswa, baik bagi mahasiswa yang menuntut ilmu di Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Kutai Timur (Stiper Kutai Timur) maupun di daerah lain pada 2012.
"Hasil evaluasi tim pemkab menunjukkan bahwa bantuan beasiswa itu tidak selamanya bermanfaat, tetapi justru berdampak negatif," ujar Bupati Kutai Timur Isran Noor di Sangata, Kamis (15/12/2011).
Pemberian beasiswa akan dievaluasi karena berdasarkan hasil pantauan evaluasi, terjadi penyalahgunaan beasiswa dan menurunnya semangat belajar mahasiswa.
"Ini menjadi kebijakan saya sebagai bupati, akan menghentikan beasiswa mulai tahun pertama 2012 mendatang, terutama mahasiwa Stiper," ujarnya.
"Saya melihat sekarang ini justru ada efek-efek negatifnya dengan pembebasan biaya pendidikan, contoh seperti di Stiper Sangata, karena dibebaskan biayanya, justru tidak semangat belajar," katanya.
Alasan itu yang mendasari Bupati Isran memutuskan bahwa tahun pertama tidak ada lagi biaya bebas, kecuali pada tahun kedua dan ketiga, yang akan diseleksi lagi.
"Tidak perlu juga banyak orang yang masuk kuliah dan belajar di Stiper Kutai Timur. Cukup mereka yang bersemangat saja. Biarpun sedikit, tetapi berkualitas, itu lebih baik," kata Isran Noor.
Alasan kedua, karena dalam beberapa tahun ini, ada oknum mahasiswa asal Kutai Timur diberikan beasiswa kuliah di Jawa dan Sulawesi, tetapi tidak kunjung selesai, dan ternyata saat diselediki keduanya sudah menikah dan tinggal di asrama.
Uang beasiswa yang seharusnya digunakan untuk biaya belajar dan kuliah justru digunakan untuk menikah dan biaya tinggal di asrama. Setelah didapati demikian, baru pemerintah menghentikan seluruh beasiswanya.
Ia menyayangkan sikap seperti itu, mengingat tidak semua yang beruntung mendapat bantuan beasiswa.
Salah satu yang akan menjadi kriteria layak mendapat bantuan beasiswa adalah nilai akademik per semester.
"Kalau nilai akademik meningkat atau minimal sama, maka berhak mendapat bantuan beasiswa. Jika prestasinya turun, otomatis bantuannya akan dihentikan," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.