KOMPAS.com - Di samping isu-isu pendidikan lain, masalah ”bullying” dan kekerasan di sekolah tak kunjung reda. Korban terus berjatuhan. Korban jiwa, fisik, dan psikis tidak berkurang. Kompas MuDA dan Kampus Kompas mencoba memaparkan laporan akhir tahun mengenai hal tersebut.
***
Tahun 2011 ditutup dengan catatan kelam: ”bullying” masih terus menjadi momok dalam dunia pendidikan kita. Di sejumlah sekolah, aksi tidak terpuji itu masih terus terjadi dan tak kunjung berhenti, bahkan cenderung diwariskan kepada siswa-siswa baru.
Fakta menunjukkan, bullying berdampak secara fisik, psikis, dan sosial terhadap korban. Selain menurunnya prestasi belajar, bullying juga mengakibatkan dampak fisik, seperti kehilangan selera makan dan migrain. Korban juga rentan menjadi pencemas hingga mengalami depresi dan menarik diri dari pergaulan. Dalam tingkatan yang lebih ekstrem, korban bahkan ada yang sampai membunuh.
Data yang dirilis Pusat Data dan Informasi, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), menyebutkan, angka kekerasan pada tahun 2011 menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan sekaligus mengkhawatirkan. Sekretaris Jenderal Komnas PA Samsul Ridwan menyebut adanya peningkatan laporan atau pengaduan yang diterima Divisi Pengaduan dan Advokasi, Komnas Anak.
Untuk jumlah pengaduan yang masuk, peningkatannya mencapai 98 persen pada tahun 2011, yaitu 2.386 pengaduan dari 1.234 laporan pada tahun 2010. Kasus kekerasan seksual juga meningkat menjadi 2.508 kasus pada 2011, meningkat dari data tahun 2010 sebanyak 2.413 kasus. Sebanyak 1.020 kasus atau setara 62,7 persen dari angka tersebut adalah kasus kekerasan seksual yang dilakukan dalam bentuk sodomi, pemerkosaan, pencabulan, dan inses. Selebihnya adalah kekerasan fisik dan psikis.
Fakta ini tentu sangat memprihatinkan. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat menyenangkan berubah menjadi tempat mengerikan, bahkan mengancam nyawa. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat untuk menemukan kawan berubah menjadi tempat mencari lawan.
Lebih mengkhawatirkan lagi, perilaku bullying bahkan terus berkembang di lingkup yang lebih luas. Saat ini, bullying juga merambat ke tembok sekolah dasar. Sutradara film Langit Biru yang mengangkat tema tentang bullying di sekolah, Lasja F Susatyo, mengisahkan bagaimana anaknya yang masih duduk di bangku SD pun tidak luput dari perilaku bullying.
Keprihatinan itulah yang kemudian mendasari lahirnya film Langit Biru. Selain mengisahkan perilaku bullying di sekolah, film ini membawa pesan anti-bullying yang harus terus digaungkan ke segala penjuru, terutama di dalam tembok-tembok sekolah di seluruh Indonesia.
Di luar negeri, isu bullying sudah dianggap sebagai isu penting. Sejumlah selebriti bahkan tak segan lagi terlibat dalam kampanye anti-bullying. Contohnya adalah aktris yang bermain di film The Devil Wears Prada, Anna Hathaway, serta penyanyi fenomenal Lady Gaga yang mendirikan yayasan Born This Way yang khusus menangani isu bullying di kalangan remaja. Presiden Amerika Serikat Barack Obama bahkan mengusung isu anti-bullying dalam kampanye pencalonan presidennya dan mendapat dukungan luas berkat isu tersebut.