Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanja Riset Indonesia Minim

Kompas.com - 28/12/2011, 09:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dibandingkan dengan negara-negara berkembang lain, belanja riset di Indonesia tergolong rendah. Padahal, riset menjadi penopang penting bagi pertumbuhan ekonomi. Keterlibatan swasta dalam aktivitas riset masih rendah.

Berdasarkan data Bank Dunia, tingkat belanja riset di Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto hanya 0,08 persen. Angka itu lebih rendah dibandingkan China (1,44 persen), Malaysia (0,63 persen), dan Thailand (0,26 persen).

”Riset di Indonesia masih sangat minim. Padahal, periset sangat banyak. Mereka justru menjadi periset di luar negeri. Kalangan swasta lebih suka membeli hasil riset daripada riset sendiri,” kata peneliti ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Wijaya Adi, Selasa (27/12).

Menurut Wijaya, peran riset sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi. Hasil-hasil riset jadi pijakan untuk bisnis dan investasi berkelanjutan dan memberikan keuntungan maksimal.

Dia mengatakan, pelaku riset masih didominasi pemerintah. Peran swasta sangat rendah karena mereka cenderung berpikir jangka pendek dan cari untung banyak. ”Mereka lebih suka membeli hasil riset. Lebih murah, tetapi ketergantungan pada luar negeri sangat besar,” katanya.

Menurut Bank Dunia, keterlibatan sektor swasta dalam bidang riset kurang dari 20 persen. Di sektor manufaktur, hanya lima perusahaan yang melaporkan memiliki pusat R&D. Investasi perusahaan itu untuk riset masih rendah, yakni 0,1 persen.

Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Shubham Chaudhuri mengatakan, jika Indonesia hendak mencapai target pertumbuhan tinggi, investasi pada modal fisik dan infrastruktur serta sumber daya manusia harus disertai peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan berbagai riset untuk menciptakan inovasi. Tanpa riset, produktivitas sulit dinaikkan. (ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com