Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BSNP: UN Tak Perlu Bikin Panik

Kompas.com - 03/01/2012, 08:23 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Standardisasi Nasional Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Teuku Ramli Zakaria mengatakan, masyarakat tidak perlu panik menghadapi ujian nasional (UN).

Menurutnya, kepanikan tidak perlu terjadi jika para siswa menguasai konsep soal pada kisi-kisi yang diberikan. Kisi-kisi tersebut, kata dia, telah disebarkan ke seluruh sekolah pada akhir 2011 lalu. Selain untuk media latihan, soal yang termuat dalam kisi-kisi tersebut juga dapat digunakan untuk memprediksi jenis soal dalam UN.

"Tidak perlu panik, dan khawatir. Soal UN tidak banyak berubah, dan akan seperti kisi-kisi. Jadi, kalau menguasai konsepnya, maka UN akan lancar," kata Ramli, saat ditemui Kompas.com, di Sekretariat BSNP, Gedung Dikdasmen, Cipete, Jakarta, Senin (2/1/2011).

Setelah itu, lanjutnya, sekolah juga dapat menggunakan analisis daya serap untuk mengetahui kelemahan-kelemahan pada UN sebelumnya. Dengan pemetaan kelemahan-kelemahan yang ada pada siswa, sekolah diharapkan melakukan perbaikan pada materi yang menjadi kelemahan siswa.

"Belajar dari UN sebelumnya. Jika ada siswa lemah pada mata ujian tertentu maka harus dikuatkan," ujarnya.

Ramli juga mengimbau agar sekolah tidak terlalu mengutamakan try out. Selain memberatkan dari sisi baiya, soal try out juga dinilai akan sangat berbeda dengan soal UN.

"Jangan mengutamakan try out, karena biaya besar, memberatkan, dan soalnya tidak akan keluar saat UN," kata Ramli.

Seperti diketahui, meski menuai kontroversi dan tuntutan agar UN dihapuskan, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tetap akan menyelenggarakan UN sebagai penentu kelulusan siswa. Beberapa waktu lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh mengatakan, yang menjadi persoalan utama penyelenggaraan UN bukanlah perdebatan mengenai digelar atau tidak digelar. Tetapi, lebih pada bagaimana meningkatkan pelaksanaan UN yang lebih baik.

Menurut Nuh, ada empat hal penting yang menjadi fokus utama agar pelaksanaan UN dapat berjalan dengan baik dan kredibel. Pertama adalah, harus dijamin dan diupayakan semaksimal mungkin tingkat keamanan dan kerahasiaan naskah soal UN. Kedua, harus ditingkatkan ketepatannya. Baik itu dari sisi distribusi ketepatan waktu, ketepatan jumlah, dan ketepatan naskah yang akan diujikan. Ketiga adalah jaminan kelancaran pada saat pelaksanaannya. Dan keempat, meningkatkan sistem evaluasinya. Karena proporsi kelulusan UN menggunakan 60:40, maka harus dipastikan nilai sekolah benar-benar murni hasil dari siswa yang bersangkutan.

Bahkan, mulai tahun ini, Nuh memastikan nilai UN pada tingkat SMA akan dijadikan salah satu syarat masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com