Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Terjal di Negeri Sendiri

Kompas.com - 04/01/2012, 09:15 WIB

Beberapa bulan setelah kuliah, baru datang tawaran beasiswa dari Pemerintah Indonesia. ”Karena tidak ada ikatan dinas, saya melepas beasiswa Singapura. Kerugian karena memutuskan penerimaan beasiswa diganti pemerintah,” katanya.

Menurut Anugerah, mendaftar beasiswa di NTU sangat mudah karena proses aplikasinya lewat aplikasi universitas. Di Singapura, lembaga pemberi beasiswa bekerja sama dengan universitas.

Sesuai potensi

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB Kadarsah mengatakan, pembatasan pilihan jurusan yang sesuai dengan olimpiade yang dimenangi karena perguruan tinggi menilai anak terkait punya potensi besar di bidang itu. ”Jika kuliah di bidang ilmu yang dikuasai, potensinya akan lebih berkembang,” kata Kadarsah.

Perguruan tinggi luar negeri memandang anak-anak yang berprestasi di bidang sains ”unik” dan berpotensi sukses sebagai ilmuwan yang dibutuhkan dunia di masa depan. Sebaliknya, di Indonesia, prestasi di bidang sains tak dipandang sebagai jalan mewujudkan bangsa Indonesia yang maju dengan sumber daya manusia yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Satijan, Kepala SMAK 1 BPK Penabur Jakarta, mengatakan, perguruan tinggi luar negeri lebih melihat anak-anak yang berprestasi ini mempunyai potensi luar biasa, daya juang, dan berpikir logis. ”Perguruan tinggi luar negeri tidak sekaku pemerintah dan perguruan tinggi di Indonesia. Mereka seperti diberi peluang untuk memilih jurusan yang sesuai minat karena yakin anak-anak itu tetap mampu menunjukkan prestasi gemilang,” kata Satijan memaparkan.

Pengorbanan

Meraih prestasi di OSI bukan hal mudah dan meminta banyak pengorbanan. Marsha sempat gamang ketika terpilih mewakili Indonesia. Sebab, dia mesti fokus pada pelatihan, sedangkan saat itu Marsha duduk di kelas XII SMA yang juga mesti berkonsentrasi pada persiapan ujian nasional dan berburu tempat kuliah.

”Saya akhirnya memilih fokus pada olimpiade. Soalnya ada janji pemerintah kalau peraih medali bakal dipermudah mendapat tempat kuliah. Tetapi kenyataannya tetap sulit. Saya kecewa sekali,” kata Marsha.

Demikian pula Firman yang mengukir prestasi di olimpiade sains sejak SMP. Firman yang meraih medali emas di International Junior Science Olympiad dipilih Yohanes Surya untuk bergabung dengan Tim Olimpiade Fisika Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com