Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puguh Dikenal Hobi Memelihara Burung Dara

Kompas.com - 09/01/2012, 17:06 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Puguh Dwi Yanto (23), penderita suspect flu burung, yang akhirnya meninggal dunia pada Sabtu lalu ternyata merupakan pemelihara burung dara. Ia diduga tertular virus H5N1 ini setelah salah satu burung dara peliharaannya mendadak mati dan kemudian Puguh terserang demam.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati membenarkan bahwa korban memang merupakan pencinta burung dara. Saat dilakukan sweeping di lokasi tempat tinggalnya, ada beberapa burung dara yang merupakan peliharaan Puguh masih berkeliaran di situ.

"Pasien di rumah memang memelihara burung. Karena menurut tetangga dan keluarga, pasien memang hobi memelihara burung," ungkap Dien.

Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Ipih Ruyani, mengatakan bahwa faktor risiko memang ada di sekitar tempat tinggal korban yakni banyak burung dara. Karena itu, pihaknya melakukan sweeping pada Senin (9/1/2012) ini.

"Sweeping ini dilakukan bekerjasama dengan kelurahan. Selanjutnya akan diintensifkan sweeping ini," jelas Ipih.

Menurutnya, kesadaran warga memang perlu ditingkatkan karena bahayanya unggas yang berkeliaran secara liar di lokasi pemukiman. Seharusnya unggas-unggas ini tidak boleh lagi berkeliaran karena dikhawatirkan menyebarkan virus H5N1 ini. "Sudah diingatkan berkali-kali. Kalau memang mau memelihara unggas harus ada sertifikasinya dulu," tandas Ipih.

Sementara itu, anggota keluarga dan teman-teman Puguh yang sempat berinteraksi dengannya sebelum meninggal sudah diberikan tamiflu untuk mengantisipasi menyebarnya virus flu burung ini. Mengingat saat ini keponakan korban juga tengah dirawat di RS Persahabatan lantaran dugaan penyakit yang serupa dengan pamannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com