Pembawa acara yang menjadi aktivis antitrafficking
Berkolaborasi dengan Pusat Kebudayaan Amerika Serikat serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hughes mendirikan kios@amerika, taman bacaan di lantai tiga mal itu.
Untuk mendapatkan berbagai informasi global, terutama menyangkut AS, pengunjung yang umumnya pelajar dan mahasiswa tak harus membolak-balik bacaan bermedium kertas, tetapi bisa lewat perangkat digital multimedia.
Cukup memanfaatkan monitor layar sentuh, seabrek informasi berwujud teks, suara, dan gambar langsung tampil.
”Minat baca masyarakat harus digelorakan sesuai perkembangan zaman, termasuk menciptakan suasana ’gaul’ bagi kaum muda,” kata perempuan asal Bali yang bernama lengkap Desak Made Hughesia Dewi itu.
Direktur Pendidikan Masyarakat Kemdikbud Ella Yulaelawati mengapresiasi layanan itu sebagai upaya mengurangi kesenjangan digital, termasuk merawat keberaksaraan pada era digital secara tekstual dan kontekstual.
Adapun Dubes AS untuk RI Scott A Marciel menilai gagasan itu muncul seiring makin besarnya minat kaum muda Indonesia untuk mempelajari dan memahami AS.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan